Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 2 Juli 2022, Hukum yang Baru

RD. Eman Kiik Mau menyusun Renungan Harian Katolik ini merujuk pada bacaan Injil hari Sabtu 2 Juli 2022, yakni Injil Matius 9:14-17.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - RD. Eman Kiik Mau menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 2 Juli 2022 dengan judul Hukum yang Baru. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Eman Kiik Mau  dengan judul Hukum yang Baru.

RD. Eman Kiik Mau menyusun Renungan Harian Katolik ini merujuk pada bacaan Injil hari Sabtu 2 Juli 2022, yakni Injil Matius 9:14-17.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini tersedia pula teks bacaan sesuai Kalender Liturgi Gereja Katolik Sabtu 2 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Don't judge a book by its cover adalah sebuah kalimat bijak yang seringkali dipakai untuk menunjukkan pentingnya menilai seseorang bukan dari tampilan luarnya, melainkan dari kualitas batinnya.

Setiap orang merupakan hadiah dari Tuhan. Hadiah itu sebagian memiliki bungkus yang rapi, sebagian yang lain tidak. Namun, Tuhan tidak menghadiahkan bungkusan. Yang dihadiahkan oleh Tuhan adalah isinya, yakni pibadi manusia.

Murid-murid Yohanes mengajukan protes kepada Yesus tekait tradisi puasa yang tidak dijalankan oleh para murid Yesus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 2 Juli 2022, Allah Kita Adalah Allah yang Mengasihi dan Mengampuni

Yesus lalu mengajarkan kepada mereka tentang hakikat puasa. Puasa bukan soal menjalankan tradisi untuk tidak makan dan minum pada saat tertentu.

Tujuan puasa adalah agar semakin dekat dengan Allah dan mengasihi Dia. Kantong kulit lama, anggur lama dan baju yang tua adalah tradisi Yahudi yang sudah usang dan tidak membawa orang pada keselamatan.

Tradisi itu berhenti pada aturan boleh atau tidak boleh saja, sehingga sebaiknya ditinggalkan.

Yesus membawa anggur baru dan kantong kulit yang baru dari Kerajaan Allah. Aturan keagamaan haruslah mengantar orang semakin dekat dengan Sang Mempelai, Sumber Sukacita Sejati.

Puasa dengan demikian hendaknya membuat orang semakin merasakan kehadiran Allah yang membebaskan dan membawa sukacita.

Puasa juga hendaknya mempererat persahabatan dengan sesama dan menjauhkan dari kecenderungan merasa diri paling benar.

Puasa bukan soal tata lahir: orang menjalankannya sekedar demi menjalankan aturan dan menyebut bersalah mereka tidak menjalankannya.

Puasa lahir, yakni tidak makan atau minum, adalah sekadar sarana untuk makin mengarahkan hati seseorang kepada Tuhan dan sesama.

Aturan atau hukum keagamaan memang penting, tetapi hanyalah bungkusan yang isinya adalah kasih kepada Tuhan dan sesama.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 2 Juli 2022, Sebuah Tindakan Puasa yang Tulus tanpa Paksaan

Kesetiaan menjalankan aturan hendaknya membuat kita semakin mengasihi Tuhan dan saudara-saudari kita.

Harus kita ingat bahwa praktik-praktik keagamaan lahiriah adalah sarana untuk menumbuhkan nilai-nilai Kerajaan Allah, yakni kasih, sukacita, damai sejahtera dan keadilan.

Tuhan Yesus, mampukanlah kami untuk senantiasa setia mencintai-Mu dan sesama kami. Amin.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Sabtu 2 Juli 2022

ILUSTRASI - Yesus bersabda,
ILUSTRASI - Yesus bersabda, "Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. (YOUTUBE/KOMISI KOMSOS K. PADANG)

Bacaan I: Amos 9:11-15

Aku akan memulihkan kembali umat-Ku dan Aku akan menanam mereka di tanah mereka.

Bacaan dari Nubuat Amos:

Tuhan bersabda, "Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh.

Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya.

Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang Kusebut milik-Ku," demikianlah sabda Tuhan yang melakukan hal ini.

"Sungguh, waktunya akan datang," demikianlah sabda Tuhan, "bahwa pembajak dan penuai akan susul-menyusul, demikian juga pengirik buah anggur dan penabur benih.

Gunung-gunung akan mengalirkan anggur baru, dan segala bukit akan kebanjiran.

Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel; mereka akan membangun kota-kota yang lengang dan mendiaminya.

Mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya.

Mereka akan membuat kebun buah-buahan dan makan buahnya.

Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka," sabda Tuhan, Allahmu.

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 85:9.11-12.13-14

Refr: Tuhan berbicara tentang damai kepada umat-Nya.

1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah!
Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai
kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya,
supaya mereka jangan kembali kepada kebodohan?

2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu,
keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan.
Kesetiaan akan tumbuh dari bumi,
dan keadilan akan menjenguk dari langit.

3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan,
dan negeri kita akan memberi hasilnya.
Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya,
dan damai akan menyusul di belakangnya.

Bait Pengantar Injil: Yoh 10:27

Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil: Matius 9:14-17

Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laku-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata, "Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?"

Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?

Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.

Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur.

Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya."

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved