KKB Papua

Seorang ASN Ditangkap Sedang Membawa Amunisi dan Senjata untuk KKB Papua

Ratusan butir amunisi dan senjata api rakitan tersebut diduga hendak dibawa kepada anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua di Nduga.

Editor: Agustinus Sape
Tribun-Papua.com/Istimewa
PASOK AMUNISI - Polisi mengamankan amunisi (peluru) dan magazine yang merupakan rakitan di rumah pelaku berinisial S di Arso Satu, Kampung Sanggaria, Distrik Arso Barat, Kabupaten Keerom, Papua, Selasa 29 3 2022. Terbaru petugas keamanan menangkap seorang ASN di Kabupaten Yalimo yang diduga memasok amunisi kepada KKB Papua Nduga. 

Angka ini, menurut Kapolda, meningkat 11 kasus dari tahun sebelumnya.

Kasus-kasus itu, lanjutnya, menyebar di hampir seluruh wilayah Pegunungan Papua, seperti di Kabupaten Yahukimo, Intan Jaya, Puncak, Pania, Puncak Jaya Kabupaten Nduga, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Deiyai.

"Terjadi peningkatan sebanyak 11 kasus dari 33 kasus di semester 1 tahun 2021 menjadi 44 kasus di Semester 1 Tahun 2022," jelas Irjen Pol Mathius D. Fachiri dalam laporan refleksi Semester 1 Tahun 2022 Polda Papua di Mapolda Papua, Kamis 30 Juni 2022.

Dalam kasus tersebut, lanjut Kapolda, terdapat korban dari pihak TNI Polri dan masyarakat.

Dia menyebut anggota TNI yang meninggal dunia sebanyak 7 orang dan 12 orang luka-luka, sementara anggota Polri 1 orang meninggal dunia dan 2 orang mengalami luka-luka.

"Untuk masyarakat meninggal dunia sebanyak 17 orang dan 5 luka-luka. Korban dari kelompok KKB sebanyak 3 orang," jelas Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fachiri.

Baca juga: Petinggi TPNPB-OPM Ungkap Kelemahan KKB Papua, Okto Jemmy Magai: Pertahanan Mudah Dibobol

Kata Kapolda Papua, KKB Papua masih menjadi ancaman yang menimbulkan ketakutan bagi masyarakat khususnya pendatang.

Karena itu, menurut dia, aparat keamanan tetap mengedepankan pendekatan kesejahteraan dalam penanganan KKB Papua ini .

"Pemerintah daerah khususnya para bupati diminta untuk tampil di depan agar masyarakat tidak merasa canggung terlibat dalam kegiatan kepolisian. Kepala daerah harus ada di tengah-tengah masyarakatnya. Karena masyarakat membutuhkan kepala daerah untuk menyelesaikan berbagai persoalan di daerahnya," kata Kapolda.

Kapolda memberi contoh Kabupaten Intan Jaya dan Pegunungan Bintang yang sudah berlangsung kondusif karena bupatinya ada di tengah-tengah masyarakatnya.

"Terbukti dengan adanya mereka (kepala daerah) berbagai persoalan kita bisa komunikasikan dan dapat diselesaikan," pungkasnya.

Sumber: Tribun-Papua.com/sindonews.com/papua.inews.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved