KKB Papua
Seorang ASN Ditangkap Sedang Membawa Amunisi dan Senjata untuk KKB Papua
Ratusan butir amunisi dan senjata api rakitan tersebut diduga hendak dibawa kepada anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua di Nduga.
POS-KUPANG.COM, JAYAPURA - Seorang Aparatur Sipil Negara ( ASN) berinisial AN di Kabupaten Yalimo Papua ditangkap Polisi saat sedang membawa 615 butir amunisi dan senjata api rakitan.
Ratusan butir amunisi dan senjata api rakitan tersebut diduga hendak dibawa kepada anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua di Nduga.
Seorang ASN tersebut diduga berperan sebagai penghubung atau penyuplai kebutuhan berbagai amunisi dan senjata api rakitan bagi KKB Papua.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani, ASN itu ditangkap saat ingin mengantarkan amunisi dan senjata kepada seorang kurir yang ditugaskan oleh KKB.
“Dia termasuk di jaringan kelompok Nduga. Jadi kita yakin sekali dia akan dibawa ke Nduga,” kata Kombes Pol Faizal Ramadhani, Jumat 1 Juli 2022.
"Awalnya anggota Polres Yalimo, sedang berpatroli dan melihat seorang pengendara sepeda motor yang mencurigakan. Anggota mengikuti pelaku lalu anggota Pos Pol Elelim berhasil mengamankan pelaku. Hasil penggeledahan ditemukan senjata rakitan FN dan 615 butir amunisi campuran," tuturnya.
Baca juga: Papua Tak Hanya Soal KKB, Tapi juga Ada Rencana Pemekaran Papua Tengah Jadi Daerah Otonomi Baru
Dari fakta tersebut, Faizal yakin saat ini beberapa KKB Papua sedang kekurangan stok amunisi dan senjata.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, lanjut Faizal, kelompok-kelompok tersebut sedang menerjunkan para penghubungnya untuk mencari pasokan itu.
“Dan dari hasil penyelidikan, kami tahu mereka sedang mengeluarkan beberapa penghubung untuk mencari senjata dan amunisi,” ungkapnya.
Dari kelompok tersebut, Faizal menyebut, KKB Papua Nduga merupakan yang paling aktif dalam mencari amunisi dan senjata tambahan.
“Kelompok Nduga ini, kelompok yang paling aktif mencari senjata dan amunisi,” tandasnya.
Faizal menyebutkan bahwa KKB Papua telah membentuk 10 tim untuk disebar mencari amunisi.
Teror KKB Papua meningkat
Sementara itu, Kapolda Papua , Irjen Pol Mathius D. Fachiri menyebut aksi teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengalami peningkatan di Semester 1 Tahun 2022.
Dia menyebutkan selama Semester 1 Tahun 2022, telah terjadi 44 kasus teror di Papua.
Angka ini, menurut Kapolda, meningkat 11 kasus dari tahun sebelumnya.
Kasus-kasus itu, lanjutnya, menyebar di hampir seluruh wilayah Pegunungan Papua, seperti di Kabupaten Yahukimo, Intan Jaya, Puncak, Pania, Puncak Jaya Kabupaten Nduga, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Deiyai.
"Terjadi peningkatan sebanyak 11 kasus dari 33 kasus di semester 1 tahun 2021 menjadi 44 kasus di Semester 1 Tahun 2022," jelas Irjen Pol Mathius D. Fachiri dalam laporan refleksi Semester 1 Tahun 2022 Polda Papua di Mapolda Papua, Kamis 30 Juni 2022.
Dalam kasus tersebut, lanjut Kapolda, terdapat korban dari pihak TNI Polri dan masyarakat.
Dia menyebut anggota TNI yang meninggal dunia sebanyak 7 orang dan 12 orang luka-luka, sementara anggota Polri 1 orang meninggal dunia dan 2 orang mengalami luka-luka.
"Untuk masyarakat meninggal dunia sebanyak 17 orang dan 5 luka-luka. Korban dari kelompok KKB sebanyak 3 orang," jelas Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fachiri.
Baca juga: Petinggi TPNPB-OPM Ungkap Kelemahan KKB Papua, Okto Jemmy Magai: Pertahanan Mudah Dibobol
Kata Kapolda Papua, KKB Papua masih menjadi ancaman yang menimbulkan ketakutan bagi masyarakat khususnya pendatang.
Karena itu, menurut dia, aparat keamanan tetap mengedepankan pendekatan kesejahteraan dalam penanganan KKB Papua ini .
"Pemerintah daerah khususnya para bupati diminta untuk tampil di depan agar masyarakat tidak merasa canggung terlibat dalam kegiatan kepolisian. Kepala daerah harus ada di tengah-tengah masyarakatnya. Karena masyarakat membutuhkan kepala daerah untuk menyelesaikan berbagai persoalan di daerahnya," kata Kapolda.
Kapolda memberi contoh Kabupaten Intan Jaya dan Pegunungan Bintang yang sudah berlangsung kondusif karena bupatinya ada di tengah-tengah masyarakatnya.
"Terbukti dengan adanya mereka (kepala daerah) berbagai persoalan kita bisa komunikasikan dan dapat diselesaikan," pungkasnya.
Sumber: Tribun-Papua.com/sindonews.com/papua.inews.id