Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 26 Juni 2022, Komitmen Menjadi Pengikut Kristus
RD. Fransiskus Atamau menitikberatkan referensi renungannya pada bacaan Injil Lukas 9: 51-62 berkaitan dengan komitmen menjadi pengikut Kristus.
Kita dipanggil bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkan mereka.
Firman Tuhan mengatakan biarlah penghakiman dan penghukuman itu menjadi milik dan hak Allah (Rm 12:19; Ibr 10:30; Ul 32:35-36) dan Allah tidak pernah memberi kuasa atau wewenang kepada kita untuk melakukan hal itu.
Ketiga: mencari alasan untuk tidak mengikuti Yesus ( Luk 9: 57-61).
Dengan banyak melakukan kebaikan kasih dan mukjizat, maka semakin banyak orang yang ingin mengikuti Tuhan Yesus, meski dengan motivasi yang beragam.
Ada yang terpanggil, memang untuk melayani dan siap berkorban meninggalkan segala kehidupan lamanya, namun tidak sedikit yang ingin untuk kepentingan diri sendiri seperti penonjolan diri, kehebatan, keuntungan atau kesombongan.
Yesus mengetahui motivasi mereka ini, sehingga hal yang diungkapkan oleh-Nya adalah kemiskinan-Nya atas harta benda duniawi sebagai tantangan mengikuti Dia, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Yesus secara tidak langsung mengungkapkan bahwa orang Samaria juga menolak kehadiran-Nya.
Tetapi kepada orang lain Yesus mengajak agar dia mengikuti Dia. Orang tersebut bersedia namun dengan syarat, agar ia bisa pulang terlebih dahulu untuk menguburkan ayahnya.
Respons Tuhan Yesus cukup keras dengan mengatakan, "Biarlah oran gmati menguburkan oran gmati."
Respons Yesus bukan berarti mengajarkan agar kita mengabaikan tanggung jawab kepada keluarga, melainkan Ia menyadari bahwa sering kali orang melepaskan tanggung jawab melayani dan mengabarkan Injil atau perbuatan kasih hanya dengan alasan urusan keluarga.
Tuhan Yesus menekankan bahwa merka yang siap mengikut Dia haruslah memiliki respon cepat dalam sikap dan tindakan, tidak ragu-ragu dan meberi alasan-alasan tertentu yang tidak benar dan prinsipil.
Yesus dengan segala kebenaran dan panggilan-Nya haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama dan kita harus bersedia membayar harga untuk itu, termasuk mengorbankan kepentingan keluarga.
Yesus mengatakan demikian kepada orang ini sebab Ia tahu bahwa orang ini hanya mencari-cari alasan agar terhindar dari panggilan untuk melayani Dia dan memberitakan Kerajaan Allah.
Mengikut Yesus berarti menyadari konsekuensi dan harga yang harus kita bayar dan kita harus siap dengan hal itu.
Itulah pelajaran ketiga yang diberikan kepada kita.