Berita NTT Hari Ini
Inspektur Jenderal Kementan Sebut Sorgum NTT Adalah Masa Depan Indonesia
ini merupakan restu dari semua pimpinan yang ada di NTT untuk menjaga ketahanan pangan dari provinsi ini.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Inspektur jenderal (Irjen) Kementrian Pertanian (Kementan) Dr. Jan S. Maringka, menyebut, sorgum yang ada di NTT adalah masa depan Indonesia.
Berbagai persoalan pelik berkaitan dengan pangan, menurut dia, lumbungnya ada di NTT.
Sewaktu kegiatan Rapat koordinasi bidang ketahanan pangan di Provinsi NTT, Irjen Jan Maringka menyampaikan itu.
Baca juga: Kementan dan LSMINDO Gelar Workshop Tingkatkan Kualitas Lulusan SMK di NTT
Kegiatan itu berlangsung di aula Hotel Kristal Kupang dengan melibatkan unsur pemerintah, TNI/Polri, BPKP serta Kejaksaan Tinggi NTT, Kamis 23 Juni 2022.
Dia menyinggung kehadiran semua unsur pimpinan terkait dalam acara itu. Sebelum pembukaan, menurut dia, telah ada sesi ngobrol santai di lobby dengan sarapan bersama.
Menurut dia, ini merupakan restu dari semua pimpinan yang ada di NTT untuk menjaga ketahanan pangan dari provinsi ini.
Ada juga arahan dari presiden Joko Widodo yang menyebut NTT merupakan ladang sorgum dan jagung. Untuk itu, tanaman lain tentu tidak akan maksimal jika dilakukan penanaman di NTT.
Baca juga: Tak Gentar Hadapi Tantangan, Siswa SMKPP Kementan Olah Dana PWMP Tuk Kembangkan Usaha
Menyambung arahan itu, Irjen Jan Maringka, menegaskaan, dalam situasi mewujudkan ketahanan pangan itu tentu harus ada suatu pemahaman yang sama. Tujuannya untuk membangun pertanian yang modern dan maju.
Membangun ketahanan pangan, tentu perlu melihat sisi keamanan, juga pada stabilitas. Pada undang-undang juga telah menegaskan adanya kemerdekaan yang berdaulat adil dan makmur. Oleh karena itu, mesti ada kesamaan pandangan dalam pembangunan pertanian.
"Kementerian pertanian harus bisa menjalankan tugas dan fungsinya. Bapak dan ibu harus bisa duduk bersama. Ini tidak boleh dilakukan oleh kementerian pertanian sendiri," katanya.
Pada tahun 2022, ekspor dari bidang pertanian sebesar 390 triliun, tahun 2020 451 triliun, dan tahun 2021 mencapai 625 triliun. Ini artinya, pada situasi pandemi covid-19 saja, sektor pertanian mampu melakukan ekspor produk. Ekspor juga menunjukkan bahwa hasil itu berasal dari pertanian rakyat, bukan sawit atau perusahaan.
Seharusnya, semua pihak bisa mempertahankan situasi semacam ini. Ekspor dari produk seperti kelapa, pala dan hasil pertanian rakyat, juga menembus angka 3 triliun dalam waktu 5 bulan di tahun 2022. Krisis pangan, mestinya tidak terjadi di negara ini.
Irjen Jan Maringka, mengaku, kebutuhan beras dalam negeri justru tersedia. Bahkan, akan dilakukan pengiriman beras ke luar negeri pada awal bulan depan senilai 100 ribu ton.
Baca juga: Sinergi Kementan-Komisi IV DPR Tingkatkan Kompetensi Petani Milenial, Penyuluh Kabupaten Malaka
Sebelumnya, pihaknya menemukan hanya terjadi penyerapan anggaran dalam 260 kegiatan.