Berita Lembata Hari Ini
Marsianus Jawa: Pemda Lembata Akan Terapkan Praktik Tanam Air di Kantor Bupati
Saya sangat berharap komunikasi intens teman-teman dengan pemerintah, terutama terkait sinergi program dengan OPD
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pemerintah Kabupaten Lembata akan menerapkan praktik tanam air sebagai langkah menangkap dan menginvestasi air tanah, dimulai dari contoh yang akan dibuat langsung di pekarangan Kantor Bupati Lembata.
Pernyataan ini disampaikan Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa saat rapat bersama perwakilan sejumlah lembaga swadaya masyarakat di Ruang Rapat Bupati Lembata, Jumat, 10 Juni 2022.
”Air memang kebutuhan dasar. Untuk soal gerakan menangkap atau meresapkan air, nanti kita akan mulai dari Kantor Bupati ini. Nanti alat berat disiapkan untuk kita buat lubangnya. Kita akan buat sama-sama dan soal ini, pemerintah harus buat contoh,” terang Marsianus Jawa.
Baca juga: Aliansi Mahasiswa Gelar Aksi Damai di Polres Sumba Timur
Urusan tanam air, menjadi salah satu topik yang dipresentasikan dalam rapat tersebut.
Benediktus Kia Assan, perwakilan dari Yaspensel Keuskupan Larantuka, kepada Penjabat Bupati menuturkan, saat ini Kota Lewoleba sudah mulai sering mengalami banjir yang terkait masih kurangnya perilaku penyimpanan air oleh warga di setiap rumah pada musim hujan.
“Kota Lewoleba ini belum layak mengalami banjir. Tapi itu sudah kita alami. Ini sangat terkait kurangnya aktivitas membuat lubang tanam air di setiap rumah warga apalagi pada musim hujan. Jika semua rumah mau buat banyak lubang tanam air di pekarangan rumah, maka tidak banyak air yang masuk ke parit dan terbuang ke laut. Kami berharap ini bisa dijadikan sebuah gerakan bersama. Dan kalau boleh, bisa dimulai dari fasilitas publik termasuk dari Kantor Bupati Lembata,” tandas Ben Assan.
Baca juga: Banjir di Dintor Satar Mese Barat, Ada Warga Dilarikan ke Rumah Sakit
Lebih lanjut, mantan sekretaris Forum PRB Lembata ini menambahkan, Kantor Bupati adalah bangunan besar yang punya atap yang luas dan menjadi potensi menangkap air hujan dalam jumlah yang tidak sedikit.
”Semakin besar sebuah bangunan, berarti atapnya sangat luas dan itu pasti akan menangkap sangat banyak air hujan. Dan Kantor Bupati Lembata cukup bagus untuk itu. Ini sekaligus jadi contoh untuk masyarakat,” tambah Ben Assan.
Selain inovasi tanam air di pekarangan rumah atau kantor, Yaspensel juga mengusulkan agar kegiatan serupa harus masif dilakukan di dua area lain yakni lahan pertanian dan juga sumber mata air.
Dua wilayah ini, seturut presentasi Yaspensel, akan sangat menjaga ketersediaan air secara berkelanjutan untuk kebutuhan pertanian dan konsumsi jika kegiatan tanam air lebih gencar dilakukan.
Baca juga: Begini Penjelasan Kepsek SMKN 4 Kupang Terkait Kurikulum Merdeka
Sejak dilantik sebagai Penjabat Bupati Lembata, ini merupakan pertemuan perdana Marsianus Jawa dengan segenap pegiat LSM. Dirinya sangat mengharapkan komunikasi intens dari para pegiat LSM dengan dirinya melalui Sekber NGO, terutama terkait sinergi program LSM dengan program pemerintah Kabupaten Lembata.
”Ada ketua Sekber NGO. Saya sangat berharap komunikasi intens teman-teman dengan pemerintah, terutama terkait sinergi program dengan OPD," ungkap Marsianus Jawa kepada Koordinator Sekber Lembata, Benediktus Pureklolon.
Selain Yaspensel, sejumlah LSM yang hadir antara lain dari Kornelis Sabon dari Yayasan Plan Indonesia, Veronika Deran dari Yayasan Stella Vitae, Nestor Tukan pengelola Projects Momentum, Petrus Pulang dari LSM Barakat, Maria Loka dari LSM Permata, Kor Sakeng dari YKS dan beberapa ibu anggota serikat PEKKA Lembata.
Pertemuan ini difasilitasi oleh Sekretariat bersama NGO Lembata yang dikoordinasikan oleh Benediktus Bedil yang juga Direktur Barakat. (*)