Berita Kupang Hari Ini
Nia Daniati Nitti Menderita Tumor Sudah 15 Tahun, Sempat Dikira Hamil
Sejak tamat SMP dirinya tidak melanjutkan lagi ke SMA karena orangtuannya ingin mengobati dulu penyakit yang ia derita
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Warga Desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang Nia Daniati Nitti divonis menderita penyakit tumor sejak 15 tahun lalu.
Awalnya Dona begitu dia kerap disapa sempat dikira hamil oleh keluarga karena terjadi perubahan berat badan dan wajahnya pucat dan perutnya sedikit membesar.
Saat disambangi POS-KUPANG.COM di rumahnya di Desa Tunbaun, Sabtu 11 Juni 2022 Dona bercerita bahwa dia mendapat penyakit ini pada tahun 2008 lalu saat dia masih duduk di bangku SMP kelas 3.
Sejak tamat SMP dirinya tidak melanjutkan lagi ke SMA karena orangtuanya ingin mengobati dulu penyakit yang ia derita.
"Awalnya sakit sekali di bagian perut dan waktu itu muka saya pucat sekali dan berat badan mulai turun jadi mama mereka pikir saya hamil," kisahnya.
Tiga tahun berselang pada tahun 2011 bersama orangtuanya pergi ke rumah sakit RSUD WZ Johannes memeriksakan penyakitnya dan dari sana dia divonis mengidap penyakit kista.
Setelah serangkaian pemeriksaan oleh dokter yang dia sudah lupa namanya, mereka dirujuk oleh dokter untuk melakukan operasi di Surabaya karena peralatan dan dokter bedah di rumah sakit Kupang belum ada.
Namun karena keterbatasan biaya mereka akhirnya membatalkan operasi itu.
"Kami ini waktu itu susah mau ke Surabaya tidak ada uang, nanti kami yang susah sendiri," ujar ibu kandung Dona, Mariance Nitti Runesi.
Sejak saat itu mereka memutuskan untuk mencoba mengobati sendiri penyakit anak mereka dengan pengobatan tradisional dan kerap berpindah tangan bila mendengar ada orang yang mampu mengobati maka mereka akan ke sana.
Dona mengaku terkadang saat berobat di orang yang mereka anggap bisa mengobati penyakit bisa sampai 1 tahun menetap di rumah si pengobat namun hingga saat ini tak kunjung sembuh.
"Selain ke rumah orang yang kami dengar bilang bisa berobat kami juga berdoa menyerahkan kepada Tuhan," ucap Dona.
Dengan wajah tegar dia bercerita selama ini dia selalu berpindah rumah di keluarganya bilamana dirinya ingin tinggal disana.
Setiap hari dia hanya mengerjakan pekerjaan yang sering dikerjakan dalam rumah dan bila merasa capai dia berhenti, dia mengaku tidak ada paksaan dari keluarganya untuk bekerja tapi dirinya sendiri ingin bekerja untuk membagi kesibukan selama masa sakitnya ini.