Berita TTU Hari Ini
Begini Potret Fasilitas Pendidikan di Perbatasan RI-RDTL
Seorang guru yang bertugas di sekolah tersebut bernama Albertus Kolo mengakui bahwa kondisi SDK Haumeni sangat memprihatinkan.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Fasilitas Pendidikan Gedung Sekolah Dasar Katolik (SDK) Haumeni yang terletak di Perbatasan RI-RDTL Distric Oecusse tepatnya di Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi NTT kian mendapat sorotan.
Pasalnya, sekolah yang berdiri sejak masa penjajahan Belanda itu kini menyimpan cerita yang cukup memprihatinkan.
Kondisi bangunan berleter L tersebut, tampak tak layak digunakan. Beberapa bagian gedung tersebut terlihat retak dan nyaris roboh.
Kayu-kayu penyangga atap bangunan SD ini tampak lapuk dan sudah patah pada sebagian sisinya. Hal ini menyebabkan atap bangunan ini nyaris ambruk.
Baca juga: Ketua DPD Partai Gerindra NTT: Pemerintah Mesti Tindak Tegas Parpol Tak Berbadan Hukum
Mirisnya, atap bangunan yang sudah usang ini juga terlihat berlubang pada hampir semua titik.Tidak hanya itu, lantai bangunan ini tampak retak pada beberapa titik
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Sekolah Dasar Katolik (SDK) Haumeni berdiri sejak tahun 1910.
Sekolah yang semestinya menjadi perhatian pemerintah karena letaknya yang berada tepat di Perbatasan RI-RDTL ini harus berhadapan dengan fakta-fakta yang mengejutkan.
Pasca Indonesia merdeka, sekolah ini kemudian diberi ijin operasional untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sejak tahun 1952.
Sekolah yang awalnya dibangun di sebuah lokasi bernama Oe apot ini bernaung dibawah yayasan Katolik yakni Yayasan Persekolahan Snuna (YAPERNA) milik Keuskupan Atambua.
Baca juga: Konser Amal Pembangunan Gedung GMIT Efrata Datangkan Tiga Artis
Selanjutnya, pada tahun 1990, atas inisiatif seorang misionaris berkebangsaan Swiss yang bertugas sebagai Pastor Paroki Kristus Raja Haumeni bernama Pater Anton Frey, SVD, SDK Haumeni yang semula berlokasi di Oe apot dipindahkan ke sebuah lokasi baru bernama Bisele.
Pasca melaksanakan pertemuan dengan para tokoh pemerintah desa dan tokoh adat, Bangunan Gedung SDK Haumeni kemudian mulai didiriman di Bisele dengan anggaran yang dikucurkan oleh Pater Anton Frey, SVD. Gedung sekolah baru tersebut mulai dikerjakan tahun 1990 dan selesai tahun 1991.
Pada tahun 1991, gedung sekolah baru yang terdiri 6 ruang kelas, sebuah ruang guru dan satu unit kamar mandi dan wc resmi digunakan. Kondisi bangunan yang awalnya terlihat megah, kini telah usang dimakan waktu.
Baca juga: KPPD PAN Ngada Buka Pendaftaran Bacaleg Dini Selama Sebulan Kedepan
Seiring berjalannya waktu, SDK Haumeni kian merana dan minim perhatian pemerintah, pasca ditinggalpergi Pater Anton Frey, SVD pada tahun 1999.
Jumlah peserta didik yang mengenyam pendidikan di SDK Haumeni saat ini berjumlah 98 siswa, yang terdiri dari 57 siswa laki-laki dan 41 siswa perempuan dan sebanyak 9 orang guru mengabdikan diri di sekolah ini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/pose-gedung-sekolah-sdk-haumeni.jpg)