Berita Timor Leste
Presiden Ramos-Horta Enggan Terjebak Rivalitas China-Amerika Meski Mengaku Ingin Dekati Tiongkok
Presiden Ramos-Horta enggan terjebak rivalitas China - Amerika meski mengaku ingin dekati Tiongkok
“Pada masa lalu, analis sering mengatakan saya terlalu dekat dengan AS, terlalu dekat dengan Australia. Sekarang mereka mengatakan saya terlalu dekat dengan China. Apa yang dikatakan orang tentang saya selalu berubah,” lanjutnya.
Anthony Nelson, waklil presiden bagian Pasifik dan Asia Timur di perusahaan konsultasi bisnis Albright Stonebridge Group, mengaku tak terkejut dengan pernyataan Ramos-Horta mengenai China.
Dalam pidato pada 20 Mei lalu, Ramos-Horta menyatakan ingin mempererat hubungan bilateral dengan China di sejumlah sektor, di antaranya energi baru-terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan infrastruktur. Ia juga menyebut agenda prioriats Dili tetaplah menjaga hubungan dengan Indonesia dan Australia.
Menurut Nelson, China bisa membantu kebutuhan ekonomi dan pembangunan Timor Leste yang besar, terutama usai banyak proyek nasional yang disokong Barat dan Jepang macet.
“Negara-negara Barat seperti Australia dan AS terlambat menyadari bahwa fokus mereka pada isu-isu keamanan melampaui hubungan ekonomis tidak memenuhi kebutuhan para mitra di Pasifik,” kata Nelson.
“Ramos-Horta berharap keinginan China memperkuat pengaruh di kawasan akan menggerakkannya untuk berkomitmen atas proyek-proyek pembangunan yang cukup signifikan bagi Timor Leste untuk memutus siklus ketergantungan bantuan,” lanjutnya.\
Meskipun demikian, Nelson menyebut Timor Leste mestinya belajar dari pengalaman negara lain seperti Sri Lanka dan Laos. Dua negara itu menyetujui proyek yang disokong China dengan viabilitas komersial yang kecil. (*)
Berita terkait Timor Leste
Artikel ini telah tayang di https://www.kompas.tv/article/295835/presiden-baru-timor-leste-ingin-dekati-china-tetapi-enggan-terlibat-rivalitas-beijing-washington?page=all