Perang Rusia Ukraina

Tentara Rusia yang Tolak Bertempur Beri Pengakuan Mengejutkan: Trauma dengan Kejadian di Ukraina

Sergey, bukan nama sebenarnya, menerima konsultasi hukum agar tidak dikerahkan lagi ke garis depan.

Editor: Eflin Rote
AFP/ Alexander Nemenov
Pasukan tentara Rusia terlihat menyisir jalan saat berpatroli di kota Mariupol, Ukraina, diunggah Senin (18/4/2022). 

POS-KUPANG.COM - Seorang tentara Rusia bernama Sergey (bukan nama sebenarnya) memberikan pengakuan mengejutkan soal invasi ke Ukraina.

Dikutip dari BBC Indonesia, Sergey mengaku kenyataan di lapangan jauh berbeda dibandingkan dengan apa yang diberitakan.

"Saya tidak ingin [kembali ke Ukraina] untuk membunuh dan dibunuh," kata Sergey yang bertempur selama lima pekan di Ukraina pada awal tahun ini.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Profil Olena Zelenska Ibu Negara Ukraina Sempat Tolak Suami Jadi Presiden

Sergey, bukan nama sebenarnya, menerima konsultasi hukum agar tidak dikerahkan lagi ke garis depan.

Dia merupakan salah satu dari ratusan prajurit Rusia yang diketahui menerima konsultasi tersebut.

Sergey mengaku trauma dengan pengalamannya di Ukraina.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina:Ini Penegasan Ibu Negara Ukraina Tak Akan Serahkan Sejengkal Tanah ke Rusia

"Saya mengira kami, militer Rusia, adalah yang paling hebat di dunia," ujarnya dengan pahit.

Kenyataan di lapangan jauh berbeda.

Para prajurit Rusia dikerahkan tanpa peralatan mendasar, semisal perangkat untuk melihat di kegelapan, kata Sergey.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Ini Peringatan Ibu Negara Ukraina Untuk AS

"Kami seperti kucing buta. Saya terkaget-kaget dengan keadaan militer kami. Tidak perlu biaya besar untuk memberi perlengkapan kepada kami. Kenapa itu tidak dilakukan?" ujarnya.

Sejumlah serdadu Rusia menolak kembali berperang di Ukraina karena dihantui pengalaman bertempur di garis depan pada awal invasi, menurut beberapa pegiat dan pengacara hak asasi manusia Rusia.

BBC mendapat kesempatan untuk berbicara dengan salah seorang serdadu tersebut.

Baca juga: Wamen Putin Peringatkan Potensi Perang Rusia dan AS Makin Tinggi, Imbas Bantuan Senjata di Ukraina?

Sergey bergabung dengan angkatan bersenjata Rusia melalui jalur wajib militer—sebagian besar pria Rusia berumur 18-27 tahun harus menjalani setidaknya satu tahun wajib militer.

Namun, setelah beberapa bulan, dia memutuskan menandatangani kontrak profesional selama dua tahun sehingga dia menerima gaji sebagai prajurit.

Pada Januari lalu, Sergey dikirim ke dekat perbatasan Ukraina.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved