Hari Pancasila
Deddy Manafe : Bung Karno Melangitkan Pancasila dari NTT
Ada pasal tertentu dia bilang setiap orang, ada pasal tertentu dia bilang setiap manusia, ada pasal tertentu setiap warga negara.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kita harus memahami bahwa sesungguhnya nilai - nilai lihur Pancasila ini sudah ada pada sanubari leluhur kita.
Ketika leluhur kita sebagian besar Konon datang dari Yunan Selatan itu masuk dari Kalimantan kemudian menyebar ke seluruh Indonesia, kerajaan pertama Kutai maka sekarang IKN itu pulang kandang jadi kiblat kita kembali ke kiblat asli bukan kiblat di Jawa, bukan bermaksud SARA tetapi kiblat asli kita ada di Kalimantan dan disitulah kita kembali ke kihlt asal.
Leluhur kita pertama ada di Kutai Kartanegara. Itu kerajaan pertama yang berdiri di Indonesia.
Baca juga: Jokowi Sungguh Indonesia
Nah nilai - nilai Pancasila ini sudah disemai oleh para leluhur kita namun perlu saya sampaikan bahwa dalam ziarah politik Bung Karno, Bung Karno itu bukan hanya dibuang di Ende dan sebagai pimpinan bangsa Indonesia pada masanya beliau ini sudah keliling Indonesia bahkan NTT saja dia keliling.
Ada banyak tokoh - tokoh NTT yang dekat sekali dengan beliau. Apa poin yang ingin saya sampaikan, ketika beliau ziarah keliling Indonesia, sampai di NTT dan terpusat kemudian dia merenung di Ende ternyata Lima sila yang ada sekarang menjadi pondasi negara ini utuh ada di masyarakat NTT.
Saya ambil cerita sederhana begini, ketika kita mengambil evaluasi tentang kehidupan bernegara dalam aspek toleransi saja NTT berkali - kali mendapatkan ranking tertinggi sebagai Provinsi paling toleran.
Baca juga: Sebelum Tinggalkan Ngada, Jokowi Bersama Iriana Bersalaman dan Bagi-Bagi Bingkisan Untuk Warga
Jawa Barat itu ranking terendah. Itu berarti sila pertama mereka kurang tapi sila lain pasti bagus.
Kita ambil contoh lain lagi. Papua kita itu sila persatuan kurang tetapi sila keempat mereka kuat sekali. Nokennya masih ada. Itu menunjukkan satu provinsi dengan provinsi yang lain ada yang kontinomnya lebih kuat pada sila pertama, ada yang sila kedua, ada yang sila ketiga, ada yang sila keempat. Tapi Lima sila itu secara utuh ada di NTT.
Jadi saya sepakat dengan tema kita hari ini membumikan Pancasila di Indonesia karena apa, Bung Karno melangitkan Pancasila dari NTT.
Maka sekarang tugas Jokowi adalah membumikan apa yang sudah dilangitkan oleh Bung Karno supaya menjadi parameter yang berlaku untuk seluruh Indonesia sehingga saya sering katakan dalam kegiatan - kegiatan bersama lintas agama dalam kaitan dengan intoleransi, radikalisme, terorisme, saya selalu katakan bahwa di provinsi tertentu mungkin sila keempatnya yang kuat tapi sila kemanusiaannya rendah makanya bunuh - bunuhan.
Baca juga: Kaka Slank Sebut Konser Kebangsaan Pembumian Pancasila adalah Moment Kebangkitan Ekonomi di NTT
Di provinsi lain sila pertamanya kuat makanya agamanya kencang tetapi sila persatuannya rendah makanya dia mau merdeka. Tetapi di NTT Lima sila ini utuh.
Poin yang kedua, secara historical seringkali orang membaca bahwa, kan Bung Karno pidato 1 Juni itu rumusannya berbeda dengan yang ada di pembukaan Undang - Undang Dasar 1945 yang kemudian dianggap sebagai naskah resmi daripada Pancasila.
Tapi saya mau tegaskan bahwa baik pada 1 Juni ketika beliau pidato dalam sidang BPUPKI, orang ketiga yang pidato pada saat itu, maupun saat beliau memimpin panitia 9 piagam Jakarta dan kemudian beliau memimpin sidang BP KNIP 18 Agustus untuk mengisahkan dasar negara dan seterusnya, tiga naskah Pancasila, versi 1 Juni, versi piagam Jakarta dan versi 18 Agustus ada peran Bung Karno.
Artinya kronologi sampai terumuskan Pancasila, rumusan Pancasila yang kita terima secara bulat sekarang sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup juga dan sebagai ideologi kita itu ada unsur Bung Karnonya.
Baca juga: Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat Ajak Generasi Muda Dalami Makna Persatuan Dalam Pancasila