Berita NTT Hari Ini

Romo Maxi Un Bria Raih Gelar Doktor di USAHID Jakarta, Jadi Wisudawan Terbaik

kegiatan dadakan dari luar diluar rencana, intinya mesti memilih dan memilah kegiatan yang relevan sesuai tugas dan pelayanan

Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Romo Maxi Un Bria Raih Gelar Doktor di USAHID Jakarta, Jadi Wisudawan Terbaik
POS-KUPANG/HO-ROMO MAXI UN BRIA
Romo Maxi Un Bria berhasil meraih gelar Doktor setelah menempuh studi S3 di Universitas Sahid (USAHID) Jakarta, ia juga menjadi wisudawan terbaik dengan predikat cumlaude. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Romo Maxi Un Bria berhasil meraih gelar Doktor setelah menempuh studi S3 di Universitas Sahid (USAHID) Jakarta, ia juga menjadi wisudawan terbaik dengan predikat cumlaude.

Gelar Doktor itu berhasil diraih setelah menempuh studi selama 30 bulan (2,5 tahun) dan telah dikukuhkan dalam proses wisuda yang berlangsung di Ball Room Grand Sahid Jakarta, Selasa 31 Mei 2022.

Ia diwisuda bersama 275 peserta lainnya termasuk wisudawan S3 Komunikasi sebanyak 13 orang dengan beragam angkatan mulai tahun 2015-2019.

Baca juga: Ratusan Drum Limbah Cair Ditemukan di Manutapen

Kepada Pos Kupang Romo Maxi mengatakan, ia merupakan angkatan 2019 yang lulus tercepat dengan masa studi selama 30 bulan dan diwisuda pada semester enam. Ia juga berhasil menjadi wisudawan terbaik Program Doktoral Usahid 2021/2022 Predikat Cumlaude dengan IPK 3,95.

Ia mengawali studinya di Sekolah Pascasarjana USAHID dengan memilih Program Doktoral Komunikasi pada bulan Oktober 2019.

"Alasan memilih program itu agar ada relevansi dengan studi S2 tentang Diplomasi Internasional yang telah saya ambil di Paramadina Graduate School of Diplomacy Jakarta tahun 2014 sampai 2016, " ujarnya saat dihubungi Rabu 1 Juni 2022.

Baca juga: Simposium Pembumian dan Penggeloraan Pancasila di Ende

Menurutnya, kebutuhan untuk studi S3 Komunikasi merupakan tuntutan bagi para Dosen Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Agung Kupang (STIPAS KAK) yang akan berdampak terhadap akreditasi kampus.

Rm. Maxi mengaku sangat bersyukur, sebab selama 30 bulan mengikuti kuliah S3 Komunikasi dengan berbagai tuntutan akademik yang tinggi, pada tanggal 30 Maret 2022 ia berhasil mempertahankan Disertasi dengan judul  Komunikasi Pastoral Lintas Budaya di Wilayah Perbatasn RI-RDTL (Studi Komunikasi Lintas Budaya di Kabupaten Belu, Malaka dan Maliana Perbatasan RI-RDTL).

Riset dan disertasi tersebut dipromotori oleh Prof. Dr. Alo Liliweri,MS dan copromotor Dr. Titi Widyaningsi, M Si.

Baca juga: Goris Mimpi Bertemu Jokowi

"Semua orang yang studi S3 mengerti sangat baik bahwa prosesnya tidak mudah, butuh ketekunan, disiplin, fokus dan rendah hati untuk mendengarkan pencerahan dan bimbingan para profesor. Karena pintar dan dukungan finansial saja tidak cukup karena ada banyak faktor yang  berhubungan satu dengan lain yang mesti dilewati sebagai sebuah proses yang utuh, " ucap Rm. Maxi.

"Maka dibutuhkan managemen waktu, perencanaan, motivasi diri yang tinggi untuk belajar berproses, fokus, disiplin yang tinggi, bertahan untuk duduk membaca serta menulis dan terutama kerendahan hati untuk belajar dari para Profesor dan para Doktor lulusan terdahulu, " lanjut dia.

Rm. Maxi menambahkan, setiap mahasiswa doktoral memiliki target untuk selesai. Hanya waktunya bervariasi karena ada proses dan banyak faktor yang berhubungan satu dengan yang lain yang mesti dilalui.

Saat studi S3, dirinya masih terikat dengan tugas sebagai dosen tetap STIPAS KAK, pendaping para Diakon Keuskupan Agung Kupang di Centrum Kupang dan Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Agung Kupang.

Ia mesti membagi waktu studi dan tugas dengan ketat, bersedia menolak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang kurang relevan, menyelesaikan tugas mengajar dan komisi sesuai rencana yang diprogramkan dengan tetap terukur.

Baca juga: Matahari Departemen Store Lippo Plaza Kupang Sediakan Layanan Shop dan Talk

"Saya juga harus mempersiapkan energi dan juga mental untuk hadapi kemungkinan-kemungkinan adanya kegiatan dadakan dari luar diluar rencana, intinya mesti memilih dan memilah kegiatan yang relevan sesuai tugas dan pelayanan, " jelas dia.

Sebagai pastor asisten di Paroki Sta. Maria Asumpta, ia juga tentu mendapat kesempatan melayani misa Hari Minggu di Gereja. Selebihnya tugasnya berkaitan dengan Kampus STIPAS, pendampingan para Diakon dan komisi Kerasulan Awam sehingga bisa direncanakan dan diatur.

Menurutnya, sebagai mahasiswa S3 jangan berharap dipahami sebagai mahasiswa oleh khalayak, dalam perjalanan pastinya akan diundang untuk hadir dalam berbagai acara, karena itu ia mesti bersikap tegas dan pandai memilih.

"Saya masih ingat beberapa kali ketika sedang berada di Kupang ada tamu yang mendapatkan ruang kerjaku di Centrum, tertutup dengan tulisan, maaf ada kuliah online, karena memang sedang ikut kuliah dan atau sedang membaca dan menyelesaikan tugas. Dengan bersikap demikian, ikut mendukung melewati berbagai tahapan menuju Ujian Terbuka Promosi Doktoral, " ujarnya.

Diakuinya, belajar Doktoral memang tidak mudah namun bisa selesai lebih cepat atau tepat waktu jika ada kemauan, ketekunan, disiplin, kerendahan hati, adaptasi diri dan mendekatkan diri dengan Tuhan serta secara intens berkomunikasi dengan para profesor dan para doktor lulusan terdahulu. Hal tersebut menurut pengalamannya sangat membantu dan memotivasi dalam proses penyelesaian studi.

Setelah wisuda, Rm. Maxi akan kembali melaksanakan tugas sebagai dosen tetap di STIPAS KAK dan tugas-tugas yang dipercayakan oleh Bapak Uskup Agung Kupang.

Atas capaian ini, ia sangat bersyukur kepada Tuhan dan tak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan, memperhatikan dan mendukung dengan berbagai cara sehingga ia dapat menyelesaikan studi dengan lancar dan selesai dengan baik.

"Mudah-mudahan capaian kecil ini menginspirasi teman -teman dan para mahasiswa untuk melanjutkan studi ke jenjang S3 sebagai bagian utuh dari upaya mengembangkan SDM dan peradaban bangsa di tengah masyarakat majemuk dan global, " ungkapnya.

Studi komunikasi lintas budaya memiliki relevansi  dengan pengembangan kompetensi komunikasi lintas budaya yang dituntut sangat tinggi dalam dunia kerja dan pelayanan pastoral pada level lokal, regional, nasional dan Internasional di tengah masyarakat multicuktural di era global dewasa ini.(*)

Berita NTT Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved