Berita NTT Hari Ini
NTT Hadir Dalam Forum Internasional Bahas Siklon Seroja
bencana Siklon Tropis Seroja merupakan bencana skala masif yang berdampak pada 21 dari 22 kabupaten kota di NTT.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Nusa Tenggara Timur (NTT) diwakili Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menghadiri pertemuan Forum The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022. NTT berbagi pengalaman dan ilmu khususnya terkait praktik baik dalam menghadapi Bencana Siklon Tropis Seroja pada April 2021 lalu.
Forum global ini digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Rabu 25 Mei 2022.
Kepala BPBD NTT, Ambrosius Kodo, yang hadir mewakili provinsi NTT, menyebut GPDRR merupakan pertemuan dua tahunan.
Tujuannya, memperkuat komitmen global serta wadah sharing best practice antarnegara dalam pengurangan risiko bencana yang diinisiasi oleh UNDRR (United Nations Officefor Disaster Risk Reduction).
Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat Minta Laskar Rempah asal NTT Bangun Kerjasama Lintas Sektor
Dalam paparannya, ujarnya, ia mengungkapkan bencana Siklon Tropis Seroja merupakan bencana skala masif yang berdampak pada 21 dari 22 kabupaten kota di NTT.
"Kejadian tersebut menyebabkan 182 jiwa meninggal, 47 jiwa hilang, 115 jiwa luka-luka, 53 ribuan rumah rusak, dan 3.518 fasilitas umum rusak," sebut dia ketika dihubungi, Jumat 27 Mei 2022.
Menurutnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT setidaknya mendapatkan 5 pembelajaran penting dari bencana siklon tropis yang destruktif ini.
Pembelajaran ini antara lain soal pentingnya peringatan dini yang inklusif terhadap bencana hidrometeorologi, pentingnya pengetahuan dan keterampilan penanganan tanggap darurat dalam skema komando agar terarah dan terkoordinasi, pentingnya integrasi manajemen data dan informasi bencana.
Baca juga: Bakunyah Siang di Swissbell Court Cuma Rp. 38.000
Selain itu adalah pentingnya koordinasi dan kolaborasi aktor-aktorvpentahelix, serta pentingnya pengembangan kapasitasvmasyarakat melalui pendidikan dan peningkatan kepedulian masyarakat.
Pemprov NTT melalui BPBD NTT sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk penguatan kapasitas melalui pengembangan rencana kontinjensi yang inklusif untuk bencana cuaca ekstrem yang multi ancaman.
"Juga memperkuat jejaring informasi dalam penanganan tanggap darurat bencana, meningkatkan koordinasi aktor-aktor pentahelix untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat, serta meningkatkan kapasitas Pusdalops PB NTT yang beroperasi aktif 7x24 jam," ujarnya. (*)