Perang Rusia Ukraina

Senjata Nuklir Jadi Perisai Rusia Jika Perang Dunia III Meletus

Rusia akan mampu memberikan tanggapan segera dan "super kuat" jika sampai diserang.

Editor: Alfons Nedabang
AFP/GIOVANNI GREZZI
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov saat konferensi pers di Jenewa, 21 Januari 2022 setelah bertemu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken. 

POS-KUPANG.COM - Rusia menjadikan senjata nulklir sebagai perisai jika Perang Dunia III meletus. Pemerintahan Vladimir Putin akan mampu memberikan tanggapan segera dan "super kuat" jika sampai diserang.

Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev di Telegram pada Selasa 17 Mei 2022, setelah perjalanan ke pusat nuklir di Kota Sarov.

Dia menegaskan bahwa perisai nuklir Rusia terdiri dari gudang senjata canggih dan andal yang selama ini "mampu mendinginkan ambisi pihak-pihak yang siap melancarkan Perang Dunia III".

"Kami tidak akan membiarkan situasi ini (Perang Dunia III pecah)," kata sosok yang juga merupakan mantan Presiden Rusia itu.

"Tetapi, kami dipaksa untuk selalu mengatakan sebagai pengingat bahwa jika terjadi serangan terhadap negara kami, kami dapat memberikan respons segera dan super kuat, mengusir setiap agresi yang mengancam negara kami," jelas dia, sebagaimana dilansir dari Kantor Berita Rusia TASS.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Jika Fladimir Luncurkan Serangan Nuklir ke Barat, Ini Blunder Rusia Tamat

Dia mengatakan sains Rusia membutuhkan dukungan dalam kondisi sanksi atas invasi ke Ukraina.

"Kami akan meningkatkan penggantian impor, memperkenalkan solusi domestik asli dan melatih spesialis berpotensi tinggi," ujar dia.

"Perusahaan besar negara dan perusahaan swasta harus terlibat dalam pekerjaan ini sebagai pelanggan dan penyelenggara," ungkap Medvedev.

Dia berkata, Rusia akan terbuka untuk kerjasama ilmiah dengan negara-negara sahabat.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, pembicaraan damai dengan Ukraina akan berlanjut, sambil memperingatkan ada bahaya nyata Perang Dunia III.

Berbicara kepada kantor berita Rusia, dia mengkritik pendekatan Kyiv terhadap pembicaraan tersebut.

"Niat baik memiliki batasnya. Tetapi jika tidak timbal balik, itu tidak membantu proses negosiasi," ujarnya dikutip dari AFP, Senin 24 April 2022.

Baca juga: Ukraina Tidak Akan Bertukar Wilayah untuk Perdamaian dengan Rusia

"Tetapi kami terus melakukan negosiasi dengan tim yang didelegasikan oleh (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky, dan kontak ini akan terus berlanjut."

Lavrov lalu menuduh mantan aktor Zelensky "berpura-pura" untuk bernegosiasi. "Dia aktor yang bagus," katanya.

Dia menambahkan, "Jika Anda melihat dengan seksama dan membaca dengan seksama apa yang dia katakan, Anda akan menemukan seribu kontradiksi."

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved