KKB Papua

KKB, Jangan Bermimpi Papua Bisa Merdeka, Semua Negara Hormati Resolusi PBB Tentang Wilayah NKRI

Meski sudah berulang kali diingatkan agar hentikan perjuangan OPM, tetapi KKB tak mau menggubrisnya. Atas hal itulah Menko Polhukan tegaskan soal ini.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
Tertangkap kamera sekelompok anggota KKB bentangkan bendera perjuangannya di Papua. 

POS-KUPANG.COM - Hari lepas hari, kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua terus melakukan aksi makar di daerah tersebut.

Pelbagai cara ditempuh hanya untuk mewujudkan mimpinya, yakni meraih kemerdekaan bagi Papua.

Cara-cara yang ditempuh umumnya melanggar hukum, juga melanggar asas perikemanusiaan.

Sebab aksi para anggota kelompok kriminal bersenjata tersebut, adalah menyerang dan membunuh sesama yang lain.

Bila mereka tak sanggup menghadapi TNI Polri, misalnya, maka amarahnya dilampiaskan kepada warga sipil yang tak bersenjata.

Oleh karena itu, bila dihitung dari aksi kejahatannya selama ini, maka jatuhnya korban jiwa sudah terlampau banyak jumlahnya.

Tak hanya warga sipil, tetapi korban nyawa juga dari prajurit TNI dan Polri. Semuanya menghembuskan nafas terakhir hanya karena serangan KKB.

Meski tindakannya teramat jahat, namun KKB mengklaim bahwa apa yang dilakukannya selama ini, sebagai respon atas tindakan TNI Polri.

Baca juga: Sosok Baru Panglima KKB Berkeliaran di Intan Jaya, Bawa Senjata Sambil Tebar Ancaman Serbu TNI Polri

Di mata KKB, kejahatan yang dilakukan tersebut, tak beda jahatnya dengan apa yang dilakukan TNI Polri kepada rakyat Papua.

Apalagi sejarah yang diwarisi bangsa Papua secara turun temurun, Papua sesungguhnya merdeka sejak tahun 1960-an silam.

Akan tetapi kemerdekaan bangsa Papua itu direbut oleh Indonesia, sehingga daerah itu menjadi bagian dari jajahan NKRI.

anggota KKB memamerkan senjatanya
Tangkapan kamera, salah satu momen KKB memamerkan senjatanya.

Dalam kondisi inilah sehingga para Panglima KKB berusaha tampil dan memimpin pasukan untuk melakukan perlawanan.

Perlawanan itu tak hanya dalam bentuk kontak senjata, tetapi juga teror yang dialamatkan kepada warga sipil.

Panglima Egianus Kogoya, misalnya, selain memimpin perang, ia juga menebar teror kepada masyarakat.

Bahkan ia juga tak sungkan-sungkan mengusir warga Indonesia yang bukan berdarah Papua.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved