Berita Lembata Hari Ini

Masalah Kesehatan di Nagawutung Lembata Cukup Ruwet

Masih terjadi lima persalinan di rumah. Yang paling tinggi di Desa Liwulagang, dua kasus. Sedangkan stunting seluruhnya ada 31 kasus

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/DOK PRIBADI
Kepala Puskesmas Loang, Markus Yohanes Laba, ketika memaparkan masalah-masalah kesehatan prioritas dalam Mini Lokakarya Lintas Sektor Tribulan Pertama, Kamis, 28 April 2022. 

Laporan POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Masalah kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata masih cukup ruwet.

Ruwetnya masalah-masalah kesehatan di wilayah itu mengemuka dalam Pertemuan Mini Lokakarya Lintas Sektor Tribulan Pertama, Kamis, 28 April 2022.

Kepala Puskesmas Loang, Markus Yohanes Laba, pada kesempatan itu memaparkan masalah-masalah kesehatan prioritas di wilayah kerjanya. Prioritas masalah mengacu pada 12 indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 4 Tahun 2019.

"K1 akses (ibu hamil yang tidak tepat waktu kunjungan pertama sejak kehamilan-Red) kita masih tinggi. Paling tinggi di Desa Pasir Putih, yakni 5 bumil. Di Riabao, ada 3, sementara di Idalolong, Penikenek, Warawatung dan Atawai masing-masing 1 bumil,” urainya.

Baca juga: Komisaris Utama PD Flobamor Dukung Penyidik Kepolisian Ungkap Pelaku & Motif Pengeroyokan Wartawan

Lebih lanjut, Marjhon –demikian dia biasa disapa, mengatakan, masalah prioritas lain yang harus mendapat perhatian para stakeholder adalah persalinan di rumah, bukan fasilitas pelayanan kesehatan, dan stunting.

“Masih terjadi lima persalinan di rumah. Yang paling tinggi di Desa Liwulagang, dua kasus. Sedangkan stunting seluruhnya ada 31 kasus. Paling tinggi lagi-lagi di Desa Pasir Putih. Ada 10 bayi, balita, stunting di sana,” ungkapnya, tenang.

Pertemuan ini dibuka Sekretaris Camat, Vitalis Blitin. Vitalis mewakili Camat Nagawutung, Mustan Boli, yang berhalangan hadir. Dalam sambutan pembukaannya, Vitalis mendorong peran serta semua pihak dalam pembangunan kesehatan.

Para Kades, Ketua BPD, tokoh masyarakat harus berperan aktif. Karena hampir semua sasaran program dan kegiatan dalam pembangunan kesehatan adalah masyarakat,” papar Vitalis.

Baca juga: Ketua PHDI NTT : Idul Fitri Sebagai Hari Bahagia bagi Umat Muslim

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Drs. Bala Warat Gabriel, tampak hadir sejak awal hingga akhir pertemuan. Tampak hadir pula Kapolsek Nagawutung, Ipda Akhmad Peuohaq dan Danramil 1624 – 07/Loang, Lettu Lodovikus Tolis Bataona.

Ketika didaulat memberikan sambutan, Gabriel Bala Warat tak sungkan membeberkan berbagai masalah kesehatan yang tengah mendera ‘Lewotana’ Lembata saat ini.

“Ada banyak sekali masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang. Saya akan membahas beberapa di antaranya secara detail,” ungkap dia bersemangat.

“Kusta yang kita pikir sudah tidak ada lagi, ternyata masih banyak ditemukan di Lembata. Angkanya pun fantastis. Begitu pula HIV/AIDS, dari hari ke hari semakin bertambah kasusnya. Apalagi DBD dan Diare, selalu menghantui masyarakat kita setiap tahun pada musim-musim seperti sekarang ini,” sambungnya sembari merinci data-data penyakit yang disebutkan.

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Kupang Resmi Salurkan Bantuan Stimulan Seroja

Di akhir sesi diskusi, peserta pertemuan menyepakati beberapa hal pokok yang harus ditindaklanjuti. Semua peserta sepakat untuk bekerja bersama-sama mengatasi berbagai masalah kesehatan yang ada.

“Kita harus komit untuk menindaklanjuti semua ini termasuk melalui Perdes tentang Kesehatan Ibu dan Anak. Semuanya demi kesehatan dan keselamatan masyarakat kita,” tutur Stefanus Atawolo, Kepala Desa Idalolong ketika dimintai pendapatnya terkait rencana tindak lanjut dari pertemuan itu. (*)

Berita Lembata Hari Ini


 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved