Berita Nasional
Fernando Warobai Serukan Perang Melawan TNI, Panglima KKB Ini Sebut Tak Ada Damai di Tanah Papua
Panglima KKB Fernando Warobai menyerukan perang tiada henti lawan TNI Polri. Dia bahkan menyebutkan tak akan ada damai di Tanah Papua. Simak ini.
POS-KUPANG.COM - Belakangan ini, kelompok kriminal bersenjata di Papua seakan mendapat energi baru dalam perjuangan melawan TNI Polri.
Energi baru tersebut didapatkan dari sosok yang mengklaim diri sebagai Panglima KKB Papua, Fernando Warobai.
Dalam sebuah video yang kini viral di media sosial, Fernando Warobai menyampaikan seruan provokatif yang menyebutkan bahwa Papua sebenarnya telah merdeka beberapa tahun lalu.
Papua merdeka dari penjajahan pemerintah kolonial Indonesia. Kemerdekaan itu direbut dengan darah dan air mata para pejuang terdahulu.
Akan tetapi, katanya, Indonesia yang disebut sebagai penjajah itu, tak mau melepaskan Papua dari cengkeramannya.
Makanya sampai sekarang Papua tetap menjadi bagian dari wilayah jajahan Indonesia.
Kampanye provokatif Fernando Warobai tersebut, disampaikan dihadapan anggota KKB pada sebuah tempat yang tak diketahui secara pasti.
Panglima Fernando Warobai juga menyebutkan bahwa kelompok bersenjata yang selama ini berperang melawan Indonesia merupakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Baca juga: Anggota DPR RI Buat Pernyataan Heboh Tentang KKB Papua: Gerombolan Itu Harus Ditumpas Demi Rakyat
Kelompok ini, katanya, tak akan pernah berhenti melancarkan aksi, apabila TNI dan Polri tak segera angkat kaki dari tanah Papua.
Selagi TNI Polri tetap bercokol di tanah Papua, katanya, maka selama itu pula TNPB akan terus melancarkan perlawanan.
Pada bagian lain dari video yang viral tersebut, Fernando Warobai juga menyebutkan bahwa Papua sebenarnya telah merdeka pada 1 Desember 1969.
Akan tetapi, katanya, kemerdekaan itu direnggut oleh TNI Polri, sehingga sampai saat ini Papua tetap menjadi wilayah jajahan Indonesia.
Akhir-akhir ini, katanya, Indonesia tak henti-hentinya mengirimkan pasukan ke tanah Papua. Itu artinya Indonesia tak mau Papua berdiri sebagai negara mandiri.
Selama Indonesia tidak menghentikan pengiriman pasukan ke Papua, tandas Fernando Warobai, selama itu pula TPNPB akan melakukan perlawanan.
"Tak akan ada damai di Tanah Papua selama Indonesia tidak menghentikan pengiriman pasukan ke wilayah ini," tandas Fernando.
Baca juga: Sedang Ambil Air di Bak Penampungan, Prajurit TNI Ini Ditembak KKB Papua, Satu Tewas, Satu Luka-Luka

"Papua ini tanah kami. Kami bangsa Papua tidak mau dijajah. Kami mau merdeka dan menjadi negara sendiri," ucap Fernando berapi-api.
Sementara pada video viral yang lain, Fernando Warobai juga merespon rencana pemerintah yang ingin memekarkan wilayah di Tanah Papua.
Dia menyebutkan, bahwa rencana pemerintah itu sangat ilegal. Sebab rencana itu dibuat tanpa persetujuan rakyat Papua.
Rencana pembangunan Papua melalui pemekaran daerah itu, kata Fernando, merupakan tindakan sepihak. Tindakan yang tidak patut diterima oleh bangsa Papua.
Karena itu, katanya, bila rencana itu tidak segera dihentikan, maka revolusi di Papua tidak akan berakhir.
Perencanaan pembangunan itu, katanya, berlawanan dengan semangat revolusi dan perjuangan yang dilakukan TPNPB.
Oleh karena itu, katanya, Jikalau KKB tidak berhenti melakukan tindakan kekejaman, maka itu merupakan jawaban dari jawaban atas rencana pemerintah kolonial Indonesia.
"Tidak akan ada kompromi kalau Indonesia tidak segera angkat kaki dari Papua. Ini tanah kami, ini negeri kami. Kami tidak mau dijajah apalagi oleh Indonesia."
Baca juga: Pura-Pura Rekrut Tenaga Kerja Untuk Perusahaan, Pria Ini Ternyata Cari Pemuda Jadi Tentara KKB Papua
Fernando berulang kali menyebut Indonesia sebagai negara kolonial. Karena baginya, Indonesia merupakan penjajah atas tanah Papua.
"Rencana pemekaran dan pembangunan Papua Tengah dan Papua Utara juga harus dihentikan. Sebab itu berlawanan dengan revolusi Papua. Ini tanah kami," tandas Fernando.

Minta PBB Turun ke Papua
Pada bagian lain, Fernando Warobai juga meminta PBB untuk selesaikan semua kasus pelanggaran HAM oleh Indonesia di Papua.
Pelanggaran HAM yang dilakukan TNI Polri Indonesia itu harus segera ditangani dan diselesaikan oleh PBB.
"Kalau pelanggaran HAM tidak diselesaikan, maka orang Papua akan tetap hidup melarat."
Saat ini, katanya, Papua semakin kritis. Sementara TNI Polri tanpa kompromi terus turun ke Papua.
TNI Polri sepertinya menjadikan Papua sebagai daerah operasi militer (DOM), hal mana tak sesuai dengan harapan dan keinginan orang Papua.
Baca juga: Disergap Prajurit TNI, Anggota KKB Papua Ini Ngompol di Celana, Ternyata Mereka Tak Sepadan TNI
"Oleh karena itu, selama ini tidak segera dihentikan, maka Papua tidak akan damai."
"KKB sebagai bagian dari TPNPB tak akan berhenti melakukan perlawanan ke TNI Polri. Kami akan terus melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan," tandas Fernando Warobai.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, Fernando Warobai merencanakan aksi yang mengguncang dunia.
Saat itu, Fernando Warobai hendak melakukan penyerangan dalam skala besar saat 17 Agustus 2021 lalu.
Namun apa yang direncanakan itu tidak terjadi sama sekali. Fernando hanya besar mulut karena tak mampu melawan TNI Polri.
Bahkan anak buahnya lari terbirit-birit saat hendak disergap TNI Polri.
Karena keburu melarikan diri, KKB Papua pimpinan Fernando Warobai itu meninggalkan tiga senjata api laras panjang dan beberapa senjata api rakitan.
Bahkan ditinggalkan pula KKB beberapa tabung gas elpiji yang telah dibuat menjadi bom. Dan, bom dari tabung gas elpiji tersebut berdaya ledak tinggi.
Baca juga: Pastor Yeheskiel Nyaris Terkena Peluru KKB Papua: Untung Saya Mundur Lalu Sandar di Tiang Gereja
Tak terhitung pula senjata tradisional lainnya, seperti busur, anak panah, parang, tombak dan juga kapak.
Berdasarkan data yang dipunyai TNI Polri, KKB pimpinan Fernando Warobai itu bermarkas juga di Kabupaten Kepulauan Yapen.
Di daerah inilah, Fernando Warobai kemungkinan leluasa menyusun rencana aksi untuk melakukan penyerangan ke TNI Polri dan warga sipil lainnya.
Numbuk Telenggen Makin Brutal
Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, kembali melancarkan aksi brutalnya. Pada Jumat 22 April 2022 mereka membakar semua aset milik sebuah perusahaan yang ada di daerah itu.
Apa yang dilakukan kelompok pengacau tersebut, adalah membakar semua aset milik PT MTT (Marta Teknik Tunggal) yang ada di Distrik Ilaga. Peristiwa yang tak terduga itu terjadi pada siang hari waktu setempat.
Yang mencemaskan, adalah ketika aparat keamanan hendak mengatasi keadaan itu, KKB malah menghujaninya lagi tembakan.
Tembakan tersebut menyasar aparat Satgas Operasi Damai Cartenz yang hanya berjumlah 3 orang.
Dir reskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani membenarkan adanya tindakan yang dilakukan kelompok separatis tersebut.
“benar, telah terjadi pembakaran terhadap aset milik PT MTT. Aset itu merupakan sisa-sisa dari aksi pembakaran sebelumnya di lokasi yang sama," ujar Faizal di Jayapura.
Baca juga: KKB Papua Cerai Berai, Kini Sebby Sambom Tak Lagi Tunduk Pada Benny Wenda: Untuk Apa Tunduk ke Dia?
Dikatakannya, tak hanya membakar aset milik perusahaan swasta tersebut.
KKB juga menembaki personel Satgas Operasi Damai Cartenz yang sedang dalam perjalanan menuju lokasi kebakaran.
Kata Faizal, setelah pembakaran dilakukan, personel Satgas Operasi Damai Cartenz langsung menuju lokasi kejadian untuk mensterilkan keadaan.
Namun saat mereka mendekat ke lokasi, KKB menembaki personel keamanan yang datang menggunakan kendaraan roda empat.
"Mereka (KKB) sempat tembak enam kali ke personel kita dan terkena di bagian samping mobil, tapi tidak ada yang terluka," kata dia.
Kontak senjata pun sempat terjadi beberapa menit sebelum akhirnya KKB melarikan diri ke arah hutan.
Untuk pelaku pembakaran, Faizal menyebut Numbuk Telenggen sebagai orang yang paling bertanggung jawab.
"Iya dia (Numbuk Telenggen) yang selalu melakukan aksi di daerah Ilaga," kata dia.
Baca juga: Gegara Sembunyi di Balik Bebatuan, KKB Papua Sulit Dideteksi Tapi dengan Cara Ini TNI Melumpuhkannya
Penembakan Polisi di Nduga
Sebelumnya, personel Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Nogolaid, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Kamis 21 April 2022.
Peristiwa tersebut terjadi ketika tiga personel Satgas Operasi Damai Cartenz tengah melakukan pemetaan untuk mengetahui keberadaan KKB di sekitar Kenyam.
"Sekitar pukul 12.53 WIT, personel berpapasan dengan KKB yang diduga kuat merupakan kelompoknya Egianus Kogoya dan kemudian anggota ditembaki," ujar Dir Reskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani di Jayapura, Jumat 22 April 2022.
Menurut Faizal, kontak senjata sempat terjadi dalam jarak yang cukup dekat, yakni sekitar 20 hingga 30 meter.
Total, ada 29 bekas tembakan yang tertinggal di kendaraan roda empat yang digunakan personel Operasi Damai Cartenz, termasuk bekas tembakan di salah satu ban.
"Syukur tidak ada anggota yang terluka, perkiraan anggota KKB berjumlah 20 orang," kata Faizal.
Berdasarkan kejadian tersebut, Faizal meyakini KKB di Nduga sudah semakin terjepit karena mereka melakukan serangan secara sporadis kepada personel keamanan yang jumlahnya sedikit.
"Ini menunjukkan mereka panik karena personel minim pun mereka tembaki sebanyak itu," kata dia. (frans krowin/*)
Berita Lain Terkait KKB Papua