Laka Lantas Maut di Papua

Perasaan Tidak Tenang Hantui Istri Almarhum Andri Nepa Bureni

setelah itu pada pukul 05:30 waktu setempat dirinya bangun kemudian menelpon almarhum, nada telepon masuk, namun tidak diangkat.

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU
Penutupan peti jenazah Andri Nepa Bureni. Andri adalah salah satu korban kecelakaan lalu lintas di Papua. Andri dimakamkan di Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Jumat 15 April 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Elen Paisan istri almarhum Andri Nepa Bureni mengatakan, dirinya dihantui perasaan tidak tenang sebelum ajal menjemput suaminya dalam kecelakaan lalu lintas di kilometer 10 Jalan Trans Monokwari-Pegaf, Papua Barat.

Saat ditemui di rumah duka di RT 16/RW 6, Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Jumat 15 April 2022, Elen mengatakan, sebelum terjadi kecelakaan, dirinya merasa tidak tenang dan di saat almarhum di tempat kerja, dirinya mengubungi meminta agar suaminya pulang saja ke rumah.

"Saya telepon dan tanya ada kerja tidak, kalau tidak saya jemput pulang. Dia (Andre, Red) minta pulsa untuk buat daftar internet, jadi saya kirim pulsa data Rp 100.000, kemudian saya telepon dia ," kata Elen.

Almarhum adalah sopir atau pengemudi dari truk yang mengalami kecelakaan.

Baca juga: Misa Jumat Agung Gereja Paroki Roh Kudus Labuan Bajo, Ada Intensi Tim SAR Temukan Korban Tenggelam

Dijelaskan, dirinya pergi ke rumah tetangga kemudian menelepon almarhum.

"Saya telepon almarhum dan katakan Andre saya punya hati tidak tenang, saya jemput kau pulang e. Tetangga yang ada katakan, Elen kau ini macam kangen sekali dengan Andre. Saya jawab bilang saya punya hati tidak tenang," kata Elen.

Dikatakan, selang beberapa jam dirinya kembali menelpon suaminya dan menanyakan posisi dan almarhum mengatakan belum jalan (berangkat) kemudian beberapa menit lagi dirinya menelpon untuk menanyakan lagi apakah mereka sudah jalan dan saat itu almarhum mengatakan mereka  sudah berada di tanjakan Warmare.

"Saya bilang , kau turun sudah dari itu mobil, kau bilang bos (majikan), kau tidak jadi naik. Kau turun sudah, saya bawa motor jemput kau. Lalu dia bilang saya kau gila kah," katanya.

Baca juga: Liga 1: Pasca Liga 1 2021, Persija Jakarta Suplai Banyak Pemain ke TC Timnas U-16 dan Timnas U-23

Kemudian almarhum meminta dirinya untuk matikan telepon, tapi dirinya mengatakan, jangan matikan dulu dan dirinya meminta almarhum ketika sampai di Wariwori supaya menelpon dirinya.

"Saya minta agar setiba di Wariwori dia menelpon /video call saya dan Ferliana. Tapi saya tunggu tidak ada telepon hingga subuh juga tidak ada telepon, begitu juga dengan SMS tidak ada," katanya.

Dia mengakui, setelah itu pada pukul 05:30 waktu setempat dirinya bangun kemudian menelpon almarhum, nada telepon masuk, namun tidak diangkat.

"Saya bilang dia, Andre kau naik jaga barang saja di Wariwori saja kau tidur sampai, kemudian dia katakan saya bawa barang itu nanti bos yang antar lagi pakai mobil Hilux ke gunung, saya tanya dan dia bilang nanti turun sore. Saya tanya dan dia bilang hanya dua hari di gunung dan nanti sore sudah turun," jelasnya

Elen mengatakan, dirinya sempat bersama anaknya Ferliana (1,5 tahun) ke kota dan sekembalinya dari kota dirinya kembali menghubungi almarhum. Saat dirinya menelpon masuk dan yang menerima ternyata bukan suaminya.

Baca juga: Begini Persiapan Menjelang Paskah di Paroki St Antonius Padua Sasi

"Telepon masuk dan diangkat. Saya hallo ternyata yang terima telepon suara orang lain. Saya tanya Andri di mana, lalu orang itu jawab Andri sudah meninggal karena kecelakaan subuh tadi. Saya bilang bah, kasi telepon di Andre, lalu orang itu menjawab, tanta saya ini yang bawa Andri ke rumah sakit dan sampai Rumah Sakit Warmare itu dia putus nafas," ujar Elen dengan sedih.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved