Laka Lantas Maut di Papua
Perasaan Tidak Tenang Hantui Istri Almarhum Andri Nepa Bureni
setelah itu pada pukul 05:30 waktu setempat dirinya bangun kemudian menelpon almarhum, nada telepon masuk, namun tidak diangkat.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Dikatakan, dirinya mengira kecelakaan itu di Warmare dan tidak tahu jika almarhum itu naik ke Anggi.
"Setelah itu saya sudah panik dan siap pakaian kemudian KTP almarhum bawa ke rumah sakit. Saya sampai di rumah sakit, almarhum sudah selesai dimandikan dan diberi pakaian. Saya masuk lihat jenazah almarhum diberi nomor 02," ujarnya.
Dikatakan, setelah di rumah sakit dan mendengar cerita dan juga foto-foto, dirinya mengatakan, Andri saya punya firasat dan ketakutan yang kau naik gunung itu terjadi.
"Saya seperti kaget saja, apalagi waktu dia jalan tidak ada pesan apa-apa sama saya dan Feli," ujar Elen.
Baca juga: Bupati Cup Manggarai Barat Berlangsung 5 Mei 2022 Mendatang
Menurut Elen, saat suaminya berangkat itu tidak ada pesan terakhir yang disampaikan kepada dirinya dan buah hati.
"Kalau telepon terakhir, almarhum sempat mengatakan kau gila kah," kata Elen.
Sedangkan lokasi tempat almarhum bekerja, dirinya juga sudah menanyakan lokasi atau lintasan yang dilalui oleh kendaraan yang dikendarainya.
"Saat itu almarhum katakan dirinya tes satu kali ya, nanti kalau saya rasa bagaimana nanti saya berhenti. Kalimat tes satu kali itulah yang akhirnya membawa pulang jenazah. Jika saat itu dia jujur dengan saya bilang mau ke Anggi itu, maka saya tidak kasi izin," ujarnya.
Dikatakan, selain tidak ada pesan, dirinya juga melihat saat almarhum berangkat bekerja tidak mencium Ferliana.
Sementara itu acara pemakaman jenazah Andri Nepa Bureni berlangsung di Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Jumat 15 April 2022.
Ibadah pemakaman dipimpin Pendeta Leksy Henuk dari GSJA. Hadir pada acara ibadah pemakaman, Lurah Teunbaun, Yeri Ottemusu dan ibu, orang tua almarhumah, Sem Nepa Bureni dan Ferderika Rasi, saudara dan keluarga serta masyarakat setempat.
Yefta Gella, salah satu keluarga korban mengatakan, Andri Nepa Bureni merupakan sosok pendiam dan rajin bekerja. Sebelum merantau ke Papua, almarhum juga adalah sopir di Amarasi.
Baca juga: Jumat Agung dan Paskah, GMIT Pohonitas Gelar Lomba Salib
"Dia itu anak baik dan pendiam, tapi rajin bekerja," kata Yefta.
Sebagai keluarga, Yefta mengakui sangat terpukul dengan peristiwa iman itu, namun keluarga menaruh percaya bahwa apa yang terjadi itu adalah rencana Tuhan.
Yefta juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga jenazah almarhum bisa dibawa ke kampung halaman.