Berita Sumba Timur Hari Ini
Launching PDIP Peduli Stunting di Sumba Timur, Ini Pesan Yunus Takandewa
PDI Perjuangan harus menjadi pelopor dalam upaya upaya baik yang ia sebut sebagai misi kemanusiaan PDIP
Penulis: Ryan Nong | Editor: Edi Hayong
Penanganan stunting sejak hulu yakni pada masa kehamilan sebagai bagian dari 1.000 hari pertama kehidupan menjadi penting karena banyak persoalan yang terjadi ketika hamil, dimana hal tersebut mempengaruhi janin dan ibu yang berkontribusi pada kondisi stunting.
Banyak perempuan menyembunyikan kehamilan karena berbagai alasan seperti kehamilan yang tidak diinginkan, takut dan malu, juga persoalan persoalan keluarga lainnya.
Baca juga: Ansy Lema, Wajah Baru di Daftar Bakal Calon Gubernur NTT
"Launching Peduli Stunting, Kalau Hamil Lapor Beta menuntut kita semua jadi duta stunting. Hari ini kita mulai di Pandawai, selanjutnya di Kanatang. Nanti kita semua harus memastikan di lingkungan, dapil masing masing. Ini kerja kemanusiaan untuk menyelamatkan generasi," tutup Yunus.
Sementara itu Wakil Bupati David Melo Wadu yang merupakan kader PDI Perjuangan menyebut bahwa apa yang dilakukan PDI Perjuangan menunjukkan komitmen bersama untuk ikut terlibat secara aktif menangani persoalan masyarakat.
"Ini masalah kemanusiaan, kalau semua unsur terlibat di dalam upaya ini maka harus diapresiasi. Ya selaku pemerintah kami memberi apresiasi kepada partai politik. Kami berharap partai politik yang lain juga bisa melakukan hal yang sama supaya kita bergotong royong menangani masalah kemanusiaan seperti stunting dan meletakkannya menjadi tanggung jawab bersama," ujar David Melo Wadu.
Penanganan dan percepatan penurunan angka prevalensi stunting di sumba Timur sedang gencar dilakukan pihak pemerintah bersama berbagai stakeholder.
Baca juga: Kementan dan Komisi IV DPR RI Kembangkan Tata Tanam Jagung Double Track di NTT
Wabup David Melo Wadu menyebut, penanganan stunting juga terkendala akurasi data stunting di lapangan. Ia mengaku standar pendataan dan ketidaksesuaian data menjadi catatan yang benar benar diperhatikan pemerintah daerah. Selain itu, persoalan pola timbang dan ketersediaan alat timbang.
"Kita harus punya data akurat tentang anak stunting, kalau tidak ada kesesuaian data akan jadi persoalan. Pola timbang pendek dan ringan harus ditelusuri lagi, kapus dan nakes harus melihat secara akurat," tambah Wabup David Melo Wadu.
Ia mengatakan, dari total 500an Posyandu di Sumba Timur, hanya 160 Posyandu yang memiliki alat timbang akurat.
Pemerintah, kata dia, merencanakan intervensi dana pemerintah untuk percepatan penanganan stunting baik melalui alokasi APBD Kabupaten, bantuan APBD provinsi serta dana tanggung jawab sosial atau CSR lembaga.
Baca juga: Kapan Malam Lailatul Qadar Tiba? Kenalilah Tanda-tanda Malam yang Penuh Kemuliaan Ini Saat Ramadan
"Paling penting ada kolaborasi semua pihak, pemerintah dan masyarakat, lembaga serta partai politik. Ayo sama sama berkontribusi menekan angka stunting di Sumba Timur," ajak dia.
Pihak Puskesmas Kawangu memberi apresiasi atas gerakan peduli stunting PDI Perjuangan di kabupaten Sumba Timur. Menurut Plt Kepala Puskesmas Kawangu, Rambu Mema, pihaknya tidak dapat bergerak sendiri tanpa bantuan dari lintas sektor.
Karena itu, dia berharap semua pihak bisa bergotong royong dalam upaya penurunan stunting di wilayah Puskesmas Kawangu. "Kita berharap Pak wakil bisa membantu kami bisa mengintervensi," ujar Rambu.
Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ternyata ini Perbedaan Penyakit Gerd dan Maag, Kenali Gejala-gejalanya
Berdasarkan penimbangan periode Februari 2022, sebanyak 415 anak di Kecamatan Pandawai yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Kawangu mengalami stunting. Mereka telah diintervensi Puskesmas melalui PMT anak stunting dan bantuan sosial.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penyerahan bantuan makanan tambahan bagi anak anak, balita dan ibu hamil. (ian)