Perang Rusia Ukraina
Perang Rusia Ukraina: Finlandia Target Rusia Berikut Peluru Karena Ingin Bergabung ke NATO
usia mulai memperingatkan Finlandia agar membatalkan rencananya yang ingin bergabung dengan NATO. Kalau tidak, Rusia akan melakukan aksi balasan, sama
POS-KUPANG.COM - Rusia mulai memperingatkan Finlandia agar membatalkan rencananya yang ingin bergabung dengan NATO.
Kalau tidak, Rusia akan melakukan aksi balasan, sama seperti yang terjadi dengan Ukraina.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komite Internasional Dewan Federasi (Senat) Rusia, Vladimir Dzhabarov, Rabu (6/4/2022), menanggapi wacana bergabungnya Finlandia dan Swedia ke NATO.
Dua negara Skandinavia ini adalah mitra dekat pakta pertahanan tersebut walaupun tidak berstatus anggota, ikut dalam latihan militer gabungan di Norwegia pada Maret-April 2022.
Khusus untuk Finlandia, statusnya sebagai negara tetangga Rusia membuat Dzhabarov memberikan respons keras.
Ia meyakini bahwa Finlandia akan menjadi target Rusia bila bergabung dengan NATO.
“Jika pemerintahan Finlandia melakukannya (gabung NATO), itu akan menjadi kesalahan strategis,” kata Dzhabarov dikutip RIA Novosti.
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Kuburan Massal Warga Sipil Ukraina Ditemukan Dekat Kyiv, Kondisi Mayat
“Finlandia yang sukses berkembang selama ini berkat kemitraan perdagangan dan ekonomi dengan Rusia, akan menjadi target.
Saya pikir itu akan menjadi tragedi mengerikan bagi seluruh rakyat Finlandia,” imbuhnya.
Iklan untuk Anda: Maria Vania Ajak Ngegym, Netizen Pangling: Ada yang Beda
Advertisement by
Sebelumnya, pada Februari lalu Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zarakhova telah memberikan ancaman jika Finlandia dan Swedia memilih bergabung NATO.
“Aksesi mereka ke NATO dapat memiliki konsekuensi yang merugikan dan akan ada beberapa konsekuensi militer dan politik,” ujarnya.
Diskusi tentang keanggotaan NATO di Helsinki semakin panas usai Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Pemerintah Finlandia disebut akan menentukan keputusan bergabung dengan NATO pada musim gugur tahun ini.
“Finlandia hanya tinggal beberapa pekan lagi mengajukan aplikasi untuk bergabung dengan NATO,” kata mantan Perdana Menteri Finlandia, Alexander Stubb.
Baca juga: Liga 1: Pemain Bali United Stefano Lilipaly Gabung Persis Solo? Arema FC Patah Hati
Sejak penyerangan Rusia ke Ukraina, jajak pendapat yang dilakukan media Finlandia menunjukkan bahwa mayoritas opini publik menginginkan agar negara Skandinavia itu bergabung dengan NATO.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengaku akan menerima dengan terbuka jika Finlandia dan Swedia ingin gabung NATO.
NATO juga akan akan memberi jaminan keamanan dalam periode jelang bergabungnya mereka.

Namun, politikus asal Norwegia ini enggan memerinci lebih jauh seperti apa jaminan keamanannya.
“Kami yakin akan menemukan cara mengatasi kekhawatiran yang ada selama waktu antara pengajuan (keanggotaan) dengan ratifikasi final,” kata Stoltenberg dikutip Associated Press.
Langsung Borong Senjata
Finlandia akhirnya menanggapi ancaman Rusia jika mereka memilih untuk bergabung dengan NATO.
Negara Skandinavia itu memutuskan meningkatkan dana militer mereka untuk 4 tahun ke depan.
Finlandia mengumumkan melakukan peningkatan 2,2 miliar euro atau Rp 34,4 triliun untuk pendanaan militer mereka.
Dikutip dari BBC, Kamis (7/4/2022), tambahan dana itu akan digunakan untuk membayar tambahan ratusan tentara profesional, keamanan pertahanan yang lebih baik dan persenjataan termasuk rudal dan amunisi.
Baca juga: Sosok Komandan Perang Baru Pasukan Rusia di Ukraina, Jenderal Alexander Dvornikov, Lebih Kejam?
Finlandia saat ini memiliki perbatasan sejauh 1,340 km dengan Rusia.
Penyerangan Rusia ke Ukraina meningkatkan dukungan agar Finlandia bergabung dengan NATO.
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa penyerangan Ukraina membuat Finlandia harus serius mempertimbangkan sikap dan pendekatan terhadap penyelarasan militer.
Selain itu memutuskan dengan hati-hati tetapi cepat selama musim semi ini.
Departemen Pertahanan Finlandia, Timo Kivinen pun mengatakan, invasi Rusia telah menggarisbawahi pentingnya memiliki kesiapan operasional yang cepat.
Hal itu terlepas dari perdebatan keanggotaan NATO dan investasi militer yang segera dimulai. (*)
