Berita NTT Hari Ini

Frans Salem Kenang Almarhum Frans Lebu Raya, Ini Ungkapannya

Luar biasa beliau ini. Saya ganggu beliau begini, bapak gubernur ini adalah orang Solo yang dilahirkan di Adonara. Jadi ini salah

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/JHO LENA
Testimoni Mantan Sekda NTT, Fransiskus Salem, SH, M. Si. ,Mengenang 100 Hari (Alm.) Bapak Drs. Frans Lebu Raya, Gereja Sta. Maria Assumpta, Kota Baru - Kupang, Senin, 4 April 2022   

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Mantan gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya dikabarkan meninggal dunia pada Desember 2021 lalu. Almarhum meninggal di Denpasar, Bali.

Jenasahnya, dibawa kembali ke kampung halamannya di Pulau Adonara  Kabupaten Flores Timur. 

Hari ini, Senin 4 April 2022, Politisi PDI-P itu genap 100 hari, pergi meninggalkan kerabat dan keluarga. Demikian, juga dengan istrinya, Ny. Lusia Adinda Lebu Raya.

Ibadah Misa dilakukan di Gereja Asumpta-Wali Kota Kupang. Hadir sejumlah pejabat dan kerabat Frans Lebu Raya, salah satunya mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Frans Salem yang saat itu menjabat diera kepemimpinan Frans Lebu Raya. 

Baca juga: Bupati Edi Endi Tetapkan Fenomena Pergerakan Tanah Jadi Bencana Daerah

Sewaktu misa 100 hari itu, Frans Salem mengatakan, dari seorang guru terjun menjadi seorang politikus. Dari anggota DPRD hingga menjadi Wakil Ketua DPRD NTT.

Setelah itu, Frans Lebu Raya berpasangan dengan Piet A. Tallo, berhasil menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur NTT, mengalahkan gubernur NTT saat ini, Viktor Bungtilu Laiskodat. 

"Kemudian dua kali berturut-turut terpilih menjadi gubernur NTT dengan pemilihan langsung," ucap Frans Salem.

Dia menyebut, tidak semua orang mengalami karier seperti almarhum Frans Lebu Raya.

Frans mengaku beruntung berada di lingkaran itu, bersama almarhum dari Kepala Dinas hingga menjadi Sekda NTT dalam kurun waktu hampir 9 tahun. 

Baca juga: 100 Hari Almarhum Frans Lebu Raya, Ada Video Dokumenter Perjalanan Hidup

Ketika, menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah, ia dipanggil oleh Gubernur Frans Lebu Raya dan memberikan dua arahan.

Almarhum meminta agar dilakukan optimalisasi pendapatan asli daerah. Dan meminta agar merivew kembali data aset daerah dan menggabungkan biro perlengkapan dengan Dinas Pendapatan. 

Dia mengaku, pengerjaan telah dilakukan sejak saat itu meski tidak selesai dan saat ini sedang dan terus dikerjakan pada kepemimpinan gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat.

Baca juga: Pengamat Bilang Ini ke Calon Sekda NTT

Untuk meningkatkan pendapatan daerah khusus dari pajak, almarhum meminta agar dilakukan orientasi tugas ke DKI Jakarta dan Jawa Tengah karena dua wilayah itu sudah menerapkan Samsat online. 

Hasilnya, tahun 2010 NTT menerapkan Samsat online meski belum sempurna. Dari situ, PAD mulai membaik dan optimis tahun berikutnya harus 1 triliun. Bahkan, kala itu almarhum menegaskan agar PAD bisa tembus diatas 1 triliun sebelum berakhir masa jabatannya. 

Selain itu, tanah yang ada agar dioptimalkan. Adapun, ruko didepan hotel Sylvia merupakan buah tangan dari  era kepemimpinan Frans Lebu Raya.

Sementara rencana pembangunan hotel di depan SMA 1 Kupang batal dikerjakan sebab tak ada kesepakatan antar DPRD dan Pemprov NTT. 

Baca juga: Demi Lanjutkan Impian Almarhum Frans Lebu Raya, Istri dan Anak-Anak Putuskan Berdomisili di Kupang

Awal tahun 2010, almarhum memberi tugas kepada dirinya menjadi penjabat sekda menggantikan Beni B. Mboi yang saat itu purna tugas, sambil menunggu fit dan proper test yang berproses di Presiden. 

"Ketika menjadi sekda arahannya lebih banyak dari sebelumnya menjadi kepala dinas yang hanya dua arahan," ucapnya. 

Pertama, almarhum meminta agar peran TAPD benar difungsikan dengan optimal.

Kedua, suasana harmoni dengan DPRD untuk terus dijaga dengan baik.

Ketiga, mengajak pemerintah pusat melakukan aktivitas nasional di NTT dan penjabat sekda harus mendukung itu. Ke-empat, almarhum meminta agar spirit anggur merah bisa dihidupkan dalam APBD NTT. 

Skema itu dibuat dengan memilih lima desa dengan kategori miskin dan disuport anggarannya dan mengawalnya selama tiga tahun berturut-turut agar merubah desa itu menjadi lebih baik. 

Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat Katakan Literasi Harus Diwariskan

"Saya ingin pemerintah memberi kepercayaan langsung kepada rakyat untuk mengolah sejumlah dana. Beliau minta supaya satu desa 500 juta. Setelah kita hitung, kami bilang terlalu besar bapa gub, tidak mampu kita. Jadi beliau minta, kira-kira berapa jumlahnya akhirnya kita sepakat jumlahnya 250 juta," jelasnya. 

Frans menyebut, Almarhum mengatakan kalau hal itu bukan jumlah uang tetapi bagaimana masyarakat bisa merasakan langsung sedikit uang yang dikelola sendiri dan bisa belajar menggunakan uang.

Tahun 2014, keluarlah UU tentang Desa yang didalamnya mengatur pemberian dana langsung ke desa. 

"Ini bukan kebetulan. Apa yang kita lakukan bersambung dilakukan secara nasional," tukasnya. 

Bahkan, ada beberapa provinsi hingga kementerian desa datang ke NTT untuk belajar bagaimana pengalokasian dana ke pemerintah di desa. 

Disisi lain, Frans mengungkapkan, almarhum memiliki kesabaran yang panjang dan tidak menampakan kemarahan. Dia mengaku, terkadang almarhum memanggil dirinya untuk berdiskusi. Bahkan, almarhum sempat menyebut kekecewaannya terhadap beberapa kepala dinas waktu itu. 

"Setelah itu kita ketemu dengan kepala dinasnya. Tapi beliau tidak tunjukkan marahnya. Saya bilang luar biasa beliau ini. Marah ketika orangnya tidak ada, tapi begitu orangnya ada tidak pernah menampakkan bahwa beliau marah," katanya. 

"Luar biasa beliau ini. Saya ganggu beliau begini, bapak gubernur ini adalah orang Solo yang dilahirkan di Adonara. Jadi ini salah," sambung dia. 

Dalam keputusan, ketika diyakini kebenarannya, almarhum tetap berjalan meski banyak orang tidak sepakat. Semakin ditentang, dia justru semakin maju.

Adapun keputusan waktu itu menjadi tuan rumah Sail Indonesia yang berskala internasional, NTT menjadi tuan rumah.

Almarhum meminta kegiatan dilakukan di Labuan Bajo, Manggarai Barat dan diberi nama Sail Komodo. 

Setahun berikutnya, ada food Komodo yang kemudian terus menambah ketenaran komodo hingga hari ini. Kedekatan almarhum dengan presiden cukup baik.

Frans juga mengaku, sewaktu akhir masa jabatannya, almahrum memberi pesan agar terus komunikasi dengan gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam pembangunan NTT. 

Almahrum meyakinkan, kalau jejaring politik dan ekonomi yang dimiliki gubernur Viktor bisa membawa perubahan lebih besar di NTT. (*)

Berita NTT Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved