Undana Kupang
Theo da Cunha, Perintis dan Pengajar Kimia Pertama di Undana Purnatugas
Sementara peserta yang mengikuti sebanyak 50 orang on site dan 140 orang mengikuti secara online
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Edi Hayong
Fidel mengakui, rencana awalnya panitia tidak berharap banyak peserta namun ternyata setelah dibuka pendaftarannya, bahkan jumlah pemakalah yang mendaftar untuk presentasi juga banyak.
Selain itu, kata Fidel, dosen - dosen Kimia yang masih belajar di luar negeri pun turut mengambil bagian dalam kegiatan ini.
"Ada Pak David di Melbourne ikut langsung kemudian ada Pak Odi dari Perth, Australia Barat," tandasnya.
Mantan Rektor Undana, Prof. Frans Umbu Datta ditengah pemaparan materinya mengungkapkan, sosok Theo da Cunha adalah Man of Value yang mendedikasikan seluruh dirinya untuk kemajuan pendidikan Kimia di NTT.
"You have to know the past to understand the present jadi bagaimana kita bisa paham tentang siapa kita saat ini kalau kita juga tidak senang mengulas masa lalu. Minimal sebagai bagian refleksi lah," kata Frans.
"Nah khusus untuk pak Theo ini, memang pak Theo bukan seorang yang indeks Scopusnya itu sangat banyak, bukan. Tidak masuk dalam kelompok itu lalu siapa pak Theo ini? Saya kutipkan yang cocok untuk Pak Theo ini adalah, try to become not a man of success but try rather become a man of value dan Pak Theo ini a man of value," tambahnya.
Theo da Cunha dalam kesempatan tersebut mengungkapkan awalnya dia belum pernah ke Kupang karena sebelumnya dia mengenyam pendidikan di Universitas Hasanuddin, Makasar.
"Waktu itu kan ilmi Kimia belum terlalu populer, saya datang ke sini (Kupang) tujuan saya adalah mau memperkenalkan ilmi Kimia yang begitu sangat terbatas. Kebetulan saya diberi ruang oleh universitas," ujarnya.
Dia mengisahkan, pada tahun 1985, hingga 1987, hasil evaluasi P dan K dan rapat DPR, ternyata guru Kimia belum tersebar merata dan hanya ada empat di NTT yang berpusat pada Kota Kupang.
"Toh kalau yang ada di daerah ada guru Kimia tapi bukan sarjana Kimia. Maka Undana membuka diploma 3, saya menjadi pengelola dengan pertama D3 untuk mengejar kekurangan guru Kimia jadi saya mulai di situ betul - betul tujuan saya memang mau mengembangkan Kimia di NTT, saya diberi ruang maka saya mulai memfokuskan diri," kata dia.
Totalitasnya dalam mengembangkan ilmu Kimia tidak diragukan lagi. Semua Universitas yang ada di Kota Kupang, kata Theo, pada tahun 1987 sampai 1990 itu, di Kota Kupang sudah ada kampus PGRI, Muhammadiyah dan Unika Widya Mandira.
"Saya ajar semua itu. Saya mengajar semua mata kuliahnya tapi saya dosen tetapnya di Undana. Saya sudah tidak bisa lagi dibedakan ke Unika, dosen undana atau Unika karena jumlah mata kuliah sama," kenangnya.
Saat itu, kata Theo, di Unwira juga hanya ada satu dosen Kimia, seorang biarawati dari Filipina sehingga dia membantu mengajar.
"Tahun 1994 D3 ditingkatkan menjadi S1 maka berbondong - bondong lah karwna sudah ada Pendidikan Kimia maka mulailah berbondong bondong," ujarnya.
Theo mengaku cukup bangga karena hampir semua guru Kimia yang ada di setiap SMA se - NTT adalah alumni dari Undana dan Unwira yang tidak lain adalah anak - anak didiknya.