Undana

Tim FEB Undana Teliti Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Kabupaten Ende

Pernyataan tersebut selaras dengan fokus variabel dukungan eksternal dalam penelitian ini, khususnya dalam aspek promosi

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
PENELITIAN LAPANGAN - Tim peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana (FEB Undana)  telah menyelesaikan kegiatan penelitian lapangan di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 25–30 Juli 2025.  

POS-KUPANG.COM -- Tim peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana (FEB Undana)  telah menyelesaikan kegiatan penelitian lapangan di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 25–30 Juli 2025. 

Penelitian ini mengangkat tema “Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community-Based Tourism/CBT) pada Daerah Tertinggal dalam Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan.”

Penelitian ini diketuai oleh Drs. Tarsisius Timuneno, M.Si., dengan anggota tim: Dr. Petrus Emanuel de Rozari, M.Si., Darwin Zebua, S.M., M.M., dan Rosarianto Mariano Amleni, S.Sos., M.PSDM.

Kegiatan ini juga melibatkan dosen dari Universitas Flores (Uniflor), Bapak Yulius Laga, S.E., M.Ec.Dev., serta mahasiswi dari Program Studi Manajemen FEB Undana, Putri Sriwahyuni Ningsih, yang turut berkontribusi dalam pelaksanaan observasi dan pengumpulan data di lapangan.

Baca juga: Prodi Akuntansi FEB Undana Pelatihan MYOB, Siapkan Lulusan Bersaing di Dunia Kerja

Lima lokasi utama menjadi fokus penelitian, yaitu Desa Adat Wolotopo, Wologai, Saga, Detusoko Barat, dan kawasan pesisir pantai Kabupaten Ende.

Tujuan utama penelitian ini adalah menggali sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam pengembangan pariwisata, bagaimana potensi lokal dimanfaatkan, serta mengukur peran faktor pendukung dari luar seperti promosi, kebijakan, dan pelatihan.

"Kami ingin mengkaji bagaimana pendekatan Community-Based Tourism benar-benar bisa diterapkan, bukan hanya sebagai slogan, tetapi sebagai strategi pembangunan ekonomi lokal," ujar Drs. Tarsisius Timuneno.

Kunjungan ke Desa Detusoko Barat menyuguhkan gambaran nyata tantangan dalam pengembangan pariwisata.

Salah satu pengelola homestay di desa tersebut mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir, kunjungan wisatawan mengalami penurunan drastis. 

Hal ini terjadi karena minimnya promosi dari pihak eksternal, termasuk dari pemerintah atau lembaga pariwisata.

Baca juga: Pimpin Misa 100 Tahun SDK Maunori, Uskup Agung Ende Sampaikan 3 Tahapan Pendidikan ala Yesus

"Dulu kami sempat ramai, tapi sekarang agak sepi. Informasi tentang desa kami sudah jarang muncul di media sosial atau platform wisata," ujarnya kepada tim peneliti.

Pernyataan tersebut selaras dengan fokus variabel dukungan eksternal dalam penelitian ini, khususnya dalam aspek promosi.

"Kuesioner yang disebarkan kepada pelaku pariwisata lokal memuat indikator seperti ada upaya promosi yang efektif dari pihak luar untuk destinasi kami dan Desa wisata kami dikenal di media berkat promosi dari pemerintah atau NGO,” ujarnya.

Selain desa-desa adat dan pesisir, tim peneliti juga mengunjungi objek wisata sejarah, yakni Rumah Pengasingan Bung Karno dan Taman Renungan Bung Karno di Kota Ende.

Dua situs ini memiliki nilai historis tinggi, khususnya dalam konteks nasionalisme Indonesia, dan menjadi bagian penting dalam ekosistem wisata berbasis edukasi sejarah di Ende.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved