Undana
Pengamatan Akhir Kacang Hijau Hitam, Inovasi Lahan Kering untuk Ketahanan Pangan
Pendekatan kolaboratif dan berbasis data ini menjadi model kemitraan antara universitas–masyarakat–pemerintah yang sehat dan akuntabel.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Inovasi varietas kacang hijau berbiji hitam yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Nusa Cendana (Undana) kembali menorehkan capaian penting dalam penguatan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di wilayah lahan kering.
Melalui program Riset Inovatif-Produktif (RISPRO) LPDP, tim yang dipimpin oleh Prof. Ir. Yosep Seran Mau, MSc., Ph.D. melaksanakan pengamatan akhir fase pra-panen dari uji daya hasil di tiga kabupaten, yakni Malaka, Timor Tengah Utara (TTU), dan Timor Tengah Selatan (TTS) untuk menilai potensi galur unggul kacang hijau hitam.
Dalam kegiatan ini, Prof. Yosep didampingi oleh anggota tim peneliti: Prof. Ir. Agnes V. Simamora, MCP, Ph.D., Widasari Bunga, SP., M.Sc., dan Aristarkhus Taloim, SP., M.Si.
Pengamatan dilakukan secara sistematis dan menyeluruh, mencakup karakter morfologis (warna daun, bentuk dan warna batang, bunga, polong, serta biji) dan karakter kuantitatif seperti tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, umur panen, serta estimasi potensi hasil per petak.
Baca juga: Panen Perdana Kacang Hijau Hitam F8: Solusi Ketahanan Pangan, Kesejahteraan dan Penurunan Stunting
Selain itu, di Kabupaten TTU juga dilakukan Uji BUSS (Baru, Unik, Seragam, Stabil), yang merupakan tahapan penting dalam proses seleksi calon varietas unggul.
Uji ini menilai keseragaman morfologi tanaman, kestabilan pertumbuhan antar lokasi, dan konsistensi hasil panen, sebagai bagian dari kriteria teknis yang harus dipenuhi untuk pengusulan varietas baru di tingkat nasional sesuai standar Kementerian Pertanian.
Di Kabupaten Malaka, kegiatan berlangsung di Desa Hanemasin, Kecamatan Wewiku, berlokasi di lahan milik Mantan Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaka, drh. Yenny Seran, M.Sc., dengan melibatkan empat mahasiswa Program Studi Agroteknologi Undana yang juga tengah menyusun skripsi mereka.
Di Kabupaten TTU, uji daya hasil dan Uji BUSS dilaksanakan di Desa Oerinbesi, Kecamatan Biboki Tan Pah, didukung oleh dua mahasiswa Agroteknologi untuk keperluan penelitian skripsi, serta petani senior Bapak Alexander Nana, mitra Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian (Faperta) Undana lebih dari 10 tahun yang menyediakan lahannya. Sementara di Kabupaten TTS, kegiatan pengamatan berlangsung di Desa Tublopo, Kecamatan Amanuban Barat, bersama Bapak David Sabuna, petani berpengalaman mitra Agroteknologi Undana sejak awal program.
Tiga alumni muda Agroteknologi Undana Aprianto Nana, SP; Garvasilus Verino Asa, SP; dan Stevi Adeti Benu, SP bertindak sebagai asisten lapangan, mencatat data teknis, serta menjembatani komunikasi antara peneliti dan petani.
Keterlibatan mereka menunjukkan peran nyata Prodi Agroteknologi dalam menghasilkan lulusan yang siap terjun dalam riset terapan dan pengembangan inovasi pertanian di lahan kering.
Baca juga: Dosen Faperta Undana Perkuat Ketahanan Pangan Lokal Melalui Budidaya Kacang Hijau
Hasil sementara menunjukkan bahwa beberapa galur F8 kacang hijau hitam memiliki potensi hasil sekitar 2 ton per hektar, sama dan bahkan melebihi produktivitas varietas unggul nasional pembanding yang digunakan dalam penelitian.
Selain berumur pendek (± 2 bulan), galur-galur F8 ini juga toleran atau agak toleran terhadap kekeringan dan penyakit utama.
Warna bijinya yang hitam menunjukkan kandungan antosianin dan polifenol tinggi, menjadikannya kandidat kuat untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional yang mendukung program penurunan stunting.
“Panen lebih cepat, hasil tinggi, dan nilai gizi unggul—ini peluang emas bagi petani di lahan kering. Calon varietas ini bisa jadi game changer,” tegas Prof. Yosep Seran Mau.
Program ini merupakan bentuk nyata kontribusi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Undana, yang memiliki visi: “Pada tahun 2030, Program Studi Agroteknologi Faperta Undana menjadi lembaga penyelenggara Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang Agroteknologi berkelanjutan untuk wilayah lahan kering kepulauan, berwawasan kewirausahaan, dan berdaya saing global.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.