Berita Nagekeo Hari Ini
Bridge Academi Nagekeo Hasilkan 24 Lulusan yang Siap Kerja Disektor Pertanian
Jangan malu menjadi seorang petani karena petani bisa membuat makanannya sendiri. Para petani itu paling sehat
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM, MBAY - Sebanyak 24 anak muda dari 10 desa di Kabupaten Nagekeo dinyatakan lulus setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan pertanian yang diberikan oleh Bridge Academi Nagekeo selama dua bulan.
Setelah dinyatakan lulus, ke 24 alumni Bridge Academi Nagekeo tersebut akan kembali ke desanya masing-masing untuk mengolah lahan pertanian.
Sebelumnya, Bridge Academi Nagekeo juga sudah meluluskan sebanyak 10 orang lulusan. Kini jebolan angkatan pertama Bridge Academi Nagekeo tersebut sudah memiliki usaha mereka masing-masing.
Kelulusan para peserta ditandai dengan acara penyerahan sertifikat pelatihan dan penyerahan bantuan alat pertanian oleh Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do dan istri Yayik Pawitra Gati kepada para peserta pelatihan di Kebun Bridge Academi Nagekeo, Kamis 31 Maret 2022 sore.
Baca juga: Forum Pembentukan Kecamatan Kota Doa Datangi Kantor DPRD dan Kantor Bupati Nagekeo
Salah seorang alumni Bridge Academi Nagekeo Mersiana Tipa dalam testimoninya mengatakan bahwa, di Bridge Academi Nagekeo dirinya mendapatkan banyak sekali pengetahuan tentang pengolahan lahan pertanian holtikultura mulai dari pengolahan lahan, pemilihan bibit, penanaman, pemasangan mulsa, pengisntalan irigasi tetes, sampai dengan bagaimana cara pembuatan pupuk organik.
"Baru kali ini saya bergabung, ternyata asik juga menjadi petani. Di sini kita jadi tau kapan waktu mulai budidaya sesuai dengan permintaan pasar," ujarnya.
Untuk itu, dirinya mengucapkan terima kasih kepada Plan Indonesia dan Yayasan Sao Mere yang sudah memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan pendampingan pertanian selama dua bulan.
Baca juga: Ajak Anak Muda Ternak Unggas, Bupati Don: Kita Ambil Kembali Proses Produksi dari Kapitalis
"Harapan saya, pemerintah Nagekeo melalui dinas pertanian dan Yayasan Sao Mere serta Plan Indonesia supaya dampingi kami ketika kami mulai mengelolah lahan pertanian," ungkapnya.
Direktur Yayasan Sao Mere Kas Sebho mengatakan bahwa, seiring berjalannya waktu, banyak kaum muda sudah meninggal dunia pertanian.
Hal itu karena anak muda menilai bahwa dunia pertanian tidak menarik untuk digeluti, terasa kotor, dan miskin.
Namun berkat dukungan dan perhatian dari berbagai pihak terutama pemerintah, anggapan itu kini mulai ditinggalkan. Anak muda mulai digerakkan untuk kembali mencintai dunia pertanian karena sangat menjanjikan untuk masa depan mereka.
Dijelaskannya, ke 24 peserta tersebut perlu didampingi secara terus menerus sebab selama dua bulan mengikuti pelatihan dinilai belum cukup. Selain itu, peserta juga harus didukung khususnya dari orangtua mereka masing-masing.
"Karena pengelaman part satu, mereka tindak lanjut karena orang tua tidak izin. Mereka sering dibuli oleh orangtua, bahwa mereka tidak perlu bertani. Jadi orangtua harus bisa dampingi mereka," ujarnya.
Baca juga: Liga I Indonesia Tak Lagi Dari Sabang Sampai Marauka, Persipura Susul Dua Klub Lain Terdegrasi
Ia berharap, para alumni dapat menjadi motivator dan menjadi contoh bagi teman teman lain di desa mereka sehingga kaum muda tidak lagi meninggalkan dunia pertanian.