Berita Lembata Hari Ini

Sebanyak 1895 Anak di Lembata Menderita Stunting, Bupati Thomas: Pemda Tidak Bisa Kerja Sendiri

Saya minta ibu-ibu yang anaknya stunting jangan malu, jangan minder, tidak ada persoalan yang tidak bisa diatasi.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Acara penyerahan bantuan paket sorgum dari Lions Club Jakarta di desa Bakalerek, Kecamatan Nubatukan, Senin, 28 Maret 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Angka penderita stunting di Kabupaten Lembata cukup tinggi. Bupati Lembata Thomas Ola Langoday menyebut sebanyak 1895 anak Lembata menderita stunting saat ini. 

"Stunting jadi perhatian semua karena masalah kemanusiaan, tentang masa depan bangsa," kata Bupati Thomas saat acara penyerahan bantuan paket sorgum dari Lions Club Jakarta di desa Bakalerek, Kecamatan Nubatukan, Senin, 28 Maret 2022.

Dia menjelaskan, pada tahun 2045 nanti Indonesia masuk masa emas, 100 tahun kemerdekaan dan saat itu bonus demografi paling tinggi di Indonesia. Kalau anak-anak balita stunting saat ini maka pada tahun 2045 akan ada generasi stunting.

"Saat jadi bupati, saya fokus supaya Lembata zero stunting. Tidak bisa pemda sendiri kerja. Ini harus program keroyokan supaya bisa atasi ini," kata dia sembari menyampaikan syukur kepada Tuhan karena telah menggerakkan hati orang-orang baik yang tergabung dalam komunitas Lions Club. 

Baca juga: Lions Club Bantu 800 Anak Penderita Stunting di Lembata

Menurutnya, makanan tambahan sorgum dan susu yang diberikan kepada 800 anak selama tiga bulan mendatang harus tepat sasaran. Artinya, makanan tersebut tidak boleh dimakan oleh bapak, kakak, atau orang lain selain anak penderita stunting

"Saya minta ibu-ibu yang anaknya stunting jangan malu, jangan minder, tidak ada persoalan yang tidak bisa diatasi. Kita rawat dia supaya sehat. Kalau ada kekurangan, sampaikan," katanya.

Pada bulan Juni nanti atau tiga bulan mendatang sejak pembagian paket sorgum dan susu kepada 800 anak penderita stunting, baru bisa dilihat ada perkembangan kesehatan penderita stunting atau tidak.

Baca juga: Pemdes Riangbao Lembata Akan Panen Ribuan Tandan Pisang

Jika tidak ada perkembangan, maka itu sama saja dengan membawa bencana.

"Siapa yang bawa bencana? Orangtua, kader PKK, pendamping, lurah, camat dan bupati," katanya. 

Maria RD Fernandez, Koordinator Stunting Kabupaten Lembata mengatakan data per Februari 2022, jumlah anak penderita stunting sebanyak 1895 atau 22,7 persen yang tersebar di 9 kecamatan. 

Presiden Lions Club Jakarta Viviyanti Ashali menyebutkan kalau pihaknya memang berniat membantu pemda memberantas stunting di Lembata yang cukup tinggi.

Seperti tekad Presiden Joko Widodo yang mau menurunkan angka stunting dari 30 persen menjadi 14 persen, Lions Club juga ingin berkontribusi mengatasi stunting di Lembata.

Baca juga: Pemdes Riangbao Lembata Akan Panen Ribuan Tandan Pisang

"Sebagai bentuk kepedulian, pak bupati ingin ada zero stunting di tahun 2022. Kami harap keterlibatan kami dapat turunkan masalah stunting di Indonesia," ujarnya. 

Ibu Vivi, sapaan akrabnya, juga menyampaikan alasan kenapa memilih sorgum. Menurut dia, pemerintah mulai menggalakan kebiasaan makan sorgum.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved