Perang Rusia Ukraina
Memprihatinkan, Roman Abramovich Keracunan Saat Berperan Sebagai Negosiator Perdamaian Rusia Ukraina
Kulit wajah dan tangannya mengelupas, mata merah dan terasa menyakitkan, serta inflamasi kulit yang menyakitkan.
Juru bicara Zelensky menyebut sang presiden tidak tahu-menahu soal insiden dugaan peracunan.
Pihak Ukraina menduga dalang peracunan adalah “kelompok garis keras” di Moskow yang ingin menyabotasi perundingan damai.
Sedangkan orang dekat Abramovich mengaku dalang yang mengincar kelompok negosiator belumlah jelas.
Sejak insiden keracunan ini, Abramovich dilaporkan telah terbang ke Lviv, Istanbul, dan berbagai tempat lain untuk keperluan negosiasi Rusia-Ukraina.
Pemilik Chelsea itu berupaya menjadi “mediator” di tengah konflik.
Presiden Zelensky sendiri telah meminta Abramovich jangan disanksi karena berperan dalam negosiasi Rusia-Ukraina.
Abramovich merupakan orang dekat Vladimir Putin sejak 1990-an.
Bahkan, Abramovich disebut sebagai orang pertama yang merekomendasikan Putin sebagai suksesor Boris Yeltsin.
Sementara Intelijen AS menyatakan gejala seperti mata merah dan kulit mengelupas yang dialami miliarder Rusia Roman Abramovich dan negosiator perdamaian Ukraina adalah karena faktor lingkungan, bukan keracunan.
Wall Street Journal dan outlet investigasi Bellingcatm pada Senin, 28 Maret 2022, melaporkan bahwa Abramovich dan para perunding telah menderita gejala dugaan keracunan awal bulan ini setelah pertemuan di Kyiv.
Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters, bahwa sumber intelijen AS melihat masalah ini bukan diakibatkan keracunan.
"Intelijen menduga ini adalah faktor lingkungan. bukan keracunan," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim.
Namun ia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
Sumber: standard.co.uk/kompas.tv/tempo.co