Perang Rusia Ukraina

Memprihatinkan, Roman Abramovich Keracunan Saat Berperan Sebagai Negosiator Perdamaian Rusia Ukraina

Kulit wajah dan tangannya mengelupas, mata merah dan terasa menyakitkan, serta inflamasi kulit yang menyakitkan.

Editor: Agustinus Sape
REUTERS via Dailymail.co.uk
Roman Abramovich saat difoto seorang penumpang di ruang tunggu keberangkatan bandara Ben Gurion Tel Aviv Israel, 14 Maret 2022. Ia digambarkan pucat, kurus dan cemas. 

Surat kabar ini mengaku mewawancarai sumber anonim yang mengetahui peristiwa tersebut.

Beruntung, Abramovich dan dua negosiator Ukraina yang dimaksud dilaporkan telah pulih dan nyawanya tak terancam.

Menurut laporan Wall Street Journal, Abramovich menunjukkan gejala berupa kulit wajah dan tangan mengelupas, mata merah dan terasa menyakitkan, serta inflamasi kulit yang menyakitkan.

Bellingcat, kolektif investigator yang pernah menyelidiki peracunan Alexei Navalny dan Sergei Skripal oleh Rusia, melaporkan bahwa Abramovich, serta dua negosiator Ukraina merasakan gejala pada malam hari setelah pertemuan di Kiev pada 3 Maret 2022.

Menurut Bellingcat, gejala yang dialami tiga orang itu konsisten dengan keracunan senjata kimia.

Ketika Roman Abramovich digambarkan tampak pucat, kurus dan cemas di bandara Israel dua minggu yang lalu, diasumsikan dia menderita dalam status barunya sebagai paria global.
Ketika Roman Abramovich digambarkan tampak pucat, kurus dan cemas di bandara Israel dua minggu yang lalu, diasumsikan dia menderita dalam status barunya sebagai paria global. (REUTERS)

Akan tetapi, menurut laporan Wall Street Journal, para ahli yang menyelidiki kasus ini gagal mendapatkan sampel dari ketiga korban tepat waktu. 

Investigator Bellingcat yang memimpin penyelidikan, Christo Grozev menyebut gambar-gambar gejala yang dialami konsisten dengan keracunan senjata kimia.

Namun, kegagalan mendapat sampel tepat waktu membuat detail zat yang meracuni Abramovich tidak bisa diketahui.

Investigator yang tengah berada di Lviv, Ukraina tidak bisa mendapatkan sampel karena Abramovich dan tim negosiator terburu-buru bertolak ke Istanbul, Turki.

Kemudian, kasus keracunan ini diselidiki oleh tim ahli forensik dari Jerman.

Namun, banyaknya waktu yang terlewat membuat penyebab keracunan tidak bisa diketahui. 

Hipotesis investigator menyebut gejala-gejala yang dialami Abramovich dan dua korban bisa disebabkan oleh agen biologis, kimia, atau serangan radiasi elektromagnetik.

Christo Grozev menyebut dugaan peracunan ini disengaja memberi efek yang tidak fatal.

“Itu tidak dimaksudkan untuk membunuh, melainkan untuk memperingatkan,” kata Grozev.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang juga bertemu Abramovich di Kiev disebut tak mengalami gejala apa pun.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved