Berita Sumba Timur Hari Ini

Angka Stunting Sumba Timur 20,9 persen, Wabup Minta Semua Dinas 'Keroyokan'

Menurut Wabup jika balita stunting telah berada di luar daerah maka seyogyanya dikeluarkan dari data kabupaten

Penulis: Ryan Nong | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-INFOKOM SUMBA TIMUR
WABUP - Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu saat rapat Percepatan Penanganan Stunting dan Gizi Buruk Kabupaten Sumba Timur bersama pimpinan perangkat daerah dan para camat di Aula Setda Sumba Timur, Senin 28 Maret 2022 

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong 

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Angka prevalensi kekerdilan atau stunting di Kabupaten Sumba Timur kini berada pada 20,9 persen berdasarkan pengukuran pada Februari 2022.

Angka tersebut lebih tinggi dari angka prevalensi berdasarkan pengukuran Agustus 2021 lalu. 

Wakil Bupati  (Wabup) Sumba Timur, David Melo Wadu menyebut meningkatnya angka prevalensi tersebut karena adanya peningkatan cakupan pengukuran. Selain hal itu, ada data balita yang sudah berada di luar daerah yang belum dikeluarkan dari data pengukuran. 

Baca juga: Pemerintah Siap Bangun Pangkalan Pendaratan Ikan di Waingapu Sumba Timur

"Angka stunting kita 20,9 persen pada Februari 2022. Sebelumnya 19,1 persen. Ini naik," ujar Wabup Melo Wadu saat dihubungi POS-KUPANG.COM, Senin, 28 Maret 2022 malam. 

Menurut Wabup Melo Wadu, jika bayi atau balita stunting telah berada di luar daerah maka seyogyanya dikeluarkan dari data stunting kabupaten.

Saat ini, lanjut dia, sebanyak 55 bayi balita stunting telah berada di luar Sumba Timur. Mereka telah berada di Jawa, Sumba Barat, Kupang dan Flores. 

Baca juga: Jelang Sertijab Kapolsek Waingapu Kota, Tim Polres Sumba Timur Lakukan Verifikasi 

Mantan anggota DPRD Provinsi NTT ini juga meminta agar tim pengukuran stunting dapat mengukur dengan seksama anak stunting. Menurut dia, semua indikator stunting harus diperhatikan dalam pengukuran anak atau balita stunting. 

"Indikator stunting harus disisi, bukan hanya tinggi dan berat, tapi seperti kognisi dan intelegensi juga diperhatikan. Stunting itu pasti pendek, tapi pendek belum berarti stunting," kata Wabup Melo Wadu. 

Sebanyak 29 indikator utama pengukuran stunting harus benar benar diisi oleh tim pengukuran. 

Baca juga: TNI-AL Beri Penghargaan Kenaikan Pangkat Bagi Almarhum  Wilson Anderson Here 

"Ada 29 indikator. Itu harus diisi semua. Jangan sampe belum sampai, tapi langsung menjustifikasi. Kalau ukuran pendek, maka orang Eskimo semua adalah orang stunting, karena mereka pendek," ujar Wabup Melo Wadu. 

Satu Data Sumba Timur

Wabup Melo Wadu juga meminta seluruh perangkat daerah berkolaborasi "keroyokan" terhadap stunting di Kabupaten Sumba Timur. Karena itu, ia meminta seluruh perangkat daerah harus memiliki data yang satu dan sama untuk melakukan intervensi terhadap penurunan angka stunting. 

"Data betul betul harus satu, semua OPD harus kumpul di infokom. Saya minta dalam minggu ini semua OPD yang terlibat dalam penurunan stunting harus selesai, data harus klop, supaya bisa intervensi penurunan stunting," tegas Wabup Melo Wadu. 

Baca juga: Gaji Ke-13 PNS Cair Juni 2022, Menku Sri Mulynai Sebut Tak Semua PNS Terima THR, Mengapa?

Ia mengatakan pemerintah daerah tetap berkomitmen untuk menurunkan angka prevalensi stunting agar mencapai target nasional 14 persen stunting pada 2024. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved