Berita Nasional

Komandan Pos Gome Bikin Panglima TNI Marah, Laporkan Serangan KKB Papua Tak Sesuai Fakta Lapangan

Komandan Posramil Gome dikabarkan membohongi panglima KKB terkait insiden penyerangan KKB sehingga menewaskan 3 orang prajurit. Kini nasibnya terancam

Editor: Frans Krowin
Grid.id
KKB Papua yang hingga kini terus melancarkan aksinya menyerang TNI-Polri dan warga sipil. 

POS-KUPANG.COM - Sampai saat ini wilayah Papua seakan masih menjadi kawasan zona merah keamanan di Indonesia.

Pasalnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) di daerah itu terus melancarkan serangan tanpa mempedulikan aspek kemanusiaan.

Serangan kaum separatis itu tak hanya kepada sesama warga sipil, tetapi juga kepada aparat bersenjata, baik polisi maupun prajurit TNI.

Namun dibalik kejahatan kelompok kriminal itu, terbersit juga tindakan aparat bersenjata yang konon mengorbankan sesama prajurit, mencoreng institusi dan diri sendiri.

Nah, tindakan aparat yang mencoreng institusi, diduga dilakukan Komandan Pos Gome terkait penyerangan KKB Papua pada 27 Januari 2022.

Dalam kejadian itu, Komandan Kompi (Danki) yang juga  Komandan Posramil Gome itu diduga melakukan kebohongan pada atasan.

Dalam serangan KKB Papua tersebut, 3 prajurit TNI gugur diserang saat pergantian waktu jaga.

Kebohongan Danki serta Komandan Posramil Gome itu diungkapkan oleh Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa.

Baca juga: KKB Papua Makin Berulah, Jenderal Andika Perkasa Bakal Tambah 2 Pos Pengamanan di Wilayah Freeport

Kebohongan kedua oknum tersebut diungkapkan Jenderal Andika di Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa yang diunggah pada Jumat 18 Maret 2022.

Atas dugaan kebohongan itulah, Jenderal Andika Perkasa memerintahkan jajarannya untuk segera memeriksa Danpos Gome sebagai pembelajaran ke depannya.

Andika Perkasa mengakui bahwa penyerangan yang menewaskan tiga prajurit TNI dilakukan oleh kelompok bersenjata.

Kata Jenderal Andika Perkasa, peristiwa itu terjadi saat ada peran penggelaran di tempat, yang tidak diperhitungkan dan disepelekan oleh Komandan Kompi (Danki) yang saat itu bertindak sebagai Komandan Pos (Danpos).

Sementara kebohongan yang dimaksud Andika Perkasa, adalah melaporkan hal yang tidak tidak semestinya.

Bahwa fakta yang terjadi sebenarnya bukanlah yang dilaporkan Danpos tersebut kepada Komandan Batalyon (Danyon).

Padahal, Mabes TNI senantiasa memikirkan dukungan dan perlindungan anggota di lapangan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved