Berita Sikka Hari Ini
Kisah Pemulung di Sikka, Tak Punya Rumah Untuk di Tinggali, Monumen Tsunami Adalah Rumahnya.
Sosok Ari Fernades dengan senyuman yang khas, dalam kesempatan yang samapun menceritakan bahwa dirinya adalah seorang pemulung.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofri Fuka
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Seorang pria asal Sikka nampak mendorong gerobaknya melewati Jalan Mawar, Kelurahan Madawat Kecamatan, Alok Kabupaten Sikka, Kamis17 Maret 2022.
Pria itu bernama Ari Fernandes, berprofesi sebagai pemulung di sekitar wilayah kota Maumere.
Perjumpaannya dengan awak media POS-KUPANG.COM, terjadi secara tiba-tiba tanpa perencanaan sebelumnya, tepat di sekitar area Gelora Samador, Kelurahan Madawat, Kabupaten Sikka, Pukul 07.30.
Pantauan POS-KUPANG.COM, saat ditemui, tampak Ari Fernandes sedang mendorong gerobak berisi plastik dan karung yang cukup banyak, serta sendal bekas, dan dos.
Ia menyambangi tempat pembuangan sampah (TPA) yang berada di Sekitar area Gelora Samador, Kabupaten Sikka.
Baca juga: Polisi Tegur Pengendara Sepeda Motor Tak Pakai Helm saat Masuk Polres Sikka
Lelaki berkulit hitam manis, berambut keriting, berbaju biru itu, nampak membagikan senyumannya ketika disapa oleh POS-KUPANG.COM, sekitar lokasi TPA itu.
Perbincangan saling sapa yang berlangsung hangat, melahirkan kisah saling berbagi tentang kehidupan antara Ari Fernandes dan POS KUPANG.COM
Waktu perbincangan yang singkat namun melahirkan banyak kisah yang inspiratif.
Sosok Ari Fernades dengan senyuman yang khas, dalam kesempatan yang samapun menceritakan bahwa dirinya adalah seorang pemulung.
Lelaki yang tak banyak bicara itu mengungkapkan, keseharian hidupnya ia isi dengan memungut barang bekas, untuk dijual demi mencari sesuap nasi.
"Saya adalah seorang pemulung, keseharian saya, saya isi dengan memungut barang bekas yang masih bisa di daur ulang," ungkapnya.
Baca juga: Tingkat Konsumsi Ikan Tahun 2021 Kabupaten Sikka Tertinggi di Provinsi NTT
Tempat pembuangan sampah yang biasa ia kunjungi adalah sekitaran wilayah kelurahan Madawat. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap pagi hari, dengan berbekalkan sebuah gerobak yang didorong olehnya.
"Saya biasanya pilih barang bekas di sekitar TPA dekat sini," tuturnya.
Dari percakapan yang terjadi itu, Ari Fernandes di ketahui, saat ini tak memiliki rumah sendiri untuk ditinggali, untungnya, masih ada sebuah los (tempat jual) di sekitar taman Monumen Tsunami yang dapat ia gunakan sebagai tempat untuk berteduh dan menginap.