Timor Leste

Ramos Horta Yakin Menangi Pilpres Timor Leste, Dukungan Penuh Partai Xanana Gusmao

Jose Ramos-Horta peraih Nobel Perdamaian yakin bisa memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) Timor Leste.

Editor: Hasyim Ashari
Australia Plus ABC
Jose Ramos Horta 

Dia didukung oleh partai Fretilin, Wakil Perdana Menteri Armanda Berta dos Santos, dan mantan imam Katolik Martinho Germano da Silva Gusmao.

Namun, tanpa dukungan dari partai politik utama lainnya, Ramos-Horta adalah "kandidat luar", kata Damien Kingsbury, pakar Timor Leste dan profesor emeritus di Universitas Deakin Australia.

* Profil Ramos-Horta

Dr. José Manuel Ramos-Horta lahir 26 Desember 1949. Dialah Presiden Timor Leste kedua sejak merdeka dari Indonesia, mulai menjabat pada 20 Mei 2007.

Baca juga: Timor Leste Dapat Sumbangan Rp 7,8 Dollar dari Korea Selatan untuk Peningkatan Kesehatan dan Gizi

Sebelumnya ia menjabat sebagai Perdana Menteri Timor Leste (8 Juli 2006 - 20 Mei 2007) dan Menteri Luar Negeri Timor Leste sejak kemerdekaannya pada 2002 hingga mengundurkan diri pada tahun 2006, setelah sebelumnya menjadi juru bicara bagi perlawanan Timor Leste di pengasingan selama pendudukan Indonesia antara 1975 dan 1999.

Ia mendapat Penghargaan Perdamaian Nobel tahun 1996.

Horta berdarah mestiço, dilahirkan di Dili, yang kini menjadi ibu kota Timor Leste, oleh ibu orang Timor dan bapak orang Portugis yang diasingkan ke Timor Portugis oleh diktator Salazar.

Dia dididik di sebuah misi Katolik di desa kecil di Soibada, yang belakangan dipilih oleh Fretilin sebagai markas besarnya setelah invasi Indonesia.

Dari sebelas saudaranya, empat terbunuh oleh militer Indonesia.

Horta sangat aktif terlibat dalam pengembangan kesadaran berpolitik di Timor Portugis yang menyebabkannya diasingkan selama dua tahun pada 1970-1971 ke Afrika Timur Portugis.

Ini adalah sebuah tradisi keluarga karena kakeknya juga pernah diasingkan, dari Portugal ke pulau Azores, kemudian ke Cape Verde, Guinea Portugis dan akhirnya ke Timor Portugis.

Horta adalah seorang moderat di kalangan kepemimpinan nasionalis Timor yang sedang muncul.

Ia diangkat menjadi Menteri Luar Negeri dari pemerintahan Republik Demokratis Timor Leste yang diproklamasikan oleh partai-partai pro-kemerdekaan pada November 1975.

Baca juga: Timor Leste Sumbangkan 1,5 Juta Dollar untuk Mendukung Ukraina Saat Invasi Rusia

Ketika diangkat menjadi menteri, Ramos Horta baru berusia 25 tahun.

Ia meninggalkan Timor Leste tiga hari sebelum pasukan-pasukan Indonesia menyerang, untuk memohon pembelaan bagi kasus Timor di depan PBB.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved