Timor Leste
Ramos Horta Yakin Menangi Pilpres Timor Leste, Dukungan Penuh Partai Xanana Gusmao
Jose Ramos-Horta peraih Nobel Perdamaian yakin bisa memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) Timor Leste.
Ramos Horta tiba di New York untuk berpidato di depan Dewan Keamanan PBB dan mendesak mereka untuk mengambil tindakan terhadap militer Indonesia yang melakukan pembantaian atas lebih dari 200.000 orang Timor Timur selama 1976 dan 1981.
José Ramos Horta adalah Wakil Tetap Fretilin untuk PBB selama 10 tahun berikutnya.
Sistem pemerintahan
Katolik, menjadi sentral dari budaya dan identitas umat manusia di Timor Leste, terutama selama masa pendudukan Indonesia.
Mengambil data dari learnreligions, jumlah umat Katolik yang dibaptis meningkat tiga kali lipat, dari 30 persen pada tahun 1975, menjadi lebih dari 90 persen pada tahun 1990-an.
Setelah Indonesia melepaskan invasinya pada Timor Leste, pada tahun 2002, negara ini menjadi negara berdaulat pertama di abad ke-21 dan negara mayoritas Katolik kedua di Asia Tenggara, setelah Filipina.
Namun, sebuah keuskupan di Timor Leste secara resmi telah menangguhkan tugas imamat seorang pastor yang akan mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2022.
Uskup Baucau, Mgr Dom Basílio do Nascimento, mengumumkan hal tersebut dalam sebuah surat yang dikeluarkan pada tanggal 30 Agustus 2021 lalu.
Baca juga: Krisis Ukraina dan Timor Leste
Dalam suratnya dijelaskan bahwa Uskup Mgr Dom Basílio do Nascimento telah menghentikan semua layanan sakramental imam diosesan Pastor Martinho Germano da Silva Gusmao (Pastor Gusmao).
Keputusan itu dikeluarkan oleh Uskup setelah Pastor Gusmao menyatakan "sudah lama merenung, mendengarkan, berdoa, dan memutuskan hidup dan tugasnya sebagai imam Gereja Katolik dengan ‘kesadaran yang bersih dan tenang'."
Uskup Basílio do Nascimento mengatakan bahwa imam (Pastor Gusmao) mengajukan surat pengunduran diri kepadanya pada 25 Januari 2020 dan surat kepada Sri Paus Fransiskus pada 4 Februari 2021, untuk melepaskan status imamatnya.
“Menanggapi kehendak dan keputusan Pastor Martinho Germano da Silva Gusmao, uskup Baucau menangguhkan layanan sakramentalnya pada 20 Agustus 2021,” kata surat prelatus itu.
Melansir ucanews, Uskup Basílio do Nascimento tidak menjelaskan secara rinci alasan pengunduran diri imam (Pastor Gusmao), yang juga dosen di Yayasan Katolik Instituto Superior de Filosofia e de Theologia (ISFIT), Dom Jaime Garcia Goularat di Fatumeta, Kota Dili, Timor Leste.
Namun, di sebelumnya, Pastor Gusmao pernah mengakui bawah pengunduran dirinya dari Imam itu terkait dengan niatnya untuk terlibat dalam urusan sosial politik negara, termasuk rencananya untuk mencalonkan dirinya dalam pemilihan presiden tahun depan (2022).
Pastor Gusmao mengatakan bahwa dia merasa harus mundur dari tugas imamatnya, karena dia ingin berbicara lebih bebas tentang politik, ‘tanpa dibebani oleh aturan yang diberlakukan oleh Gereja’.
Baca juga: Calon Presiden Timor Leste Telah Menandatangani Pakta Persatuan Nasional