Berita Sumba Timur
Bupati Khristofel Optimis Turunkan Angka Stunting di Sumba Timur
Oleh karena itu kalau kita ngomong tentang stunting, itu adalah salah satu ukuran kita bekerja atau tidak
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Kabupaten Sumba Timur kini masih tercatat sebagai salah satu wilayah dengan status kuning untuk stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, selain Sumba Timur, ada enam kabupaten lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang juga masuk kategori tersebut, yakni Ngada, Negekeo, Ende, Sikka, Kota Kupang dan Flores Timur.
Status kuning itu disematkan berdasarkan prevalensi stunting antara 20 hingga 30 persen untuk masing masing daerah.
Baca juga: Dua Desa di Kecamatan Karera Sumba Timur Diterjang Banjir
Selain ketujuh kabupaten tersebut, 15 daerah lainnya dari 22 kabupaten kota di NTT juga masih berstatus merah dalam kasus stunting karena prevalensi stunting berada di atas angka 30 persen.
Bupati Sumba Timur Drs. Khristofel Praing mengatakan pemerintah kabupaten sungguh sungguh dalam menangani persoalan stunting di wilayah itu. Penanganan stunting bahkan masuk dalam RPJMD sebagai salah satu misi dalam kepemimpinannya bersama wakil bupati David Melo Wadu.
Isu stunting, terang Bupati Khristofel Praing tidak hanya menjadi isu lokal atau regional saja. Isu stunting bahkan kini telah menjadi isu nasional hingga internasional.
Baca juga: Banjir Terjang Wilayah Selatan Sumba Timur, Tim Gabungan ke Lokasi
Bupati Khristofel Praing mengatakan, pada masa kepemimpinannya, dirinya telah menegaskan kepada seluruh jajaran baik di level kabupaten hingga desa untuk bekerja sungguh sungguh dalam menangani persoalan masyarakat termasuk stunting.
Hal itu, kata dia, menjadi dasar penilaian kinerja jajarannya dalam melayani masyarakat.
"Ukurannya sederhana saja, kalau mau lihat, camat, kepala desa, lurah atau pemimpin semua level bekerja atau tidak, maka kita lihat tingkat ekonomi masyarakat meningkat atau tidak, derajat kesehatan meningkat atau tidak, tingkat pendidikan, kohesi sosial, hubungan dan toleransi masyarakat baik atau tidak, itu saja. Kalau semua bisa berjalan saya pikir kita sudah berhasil," kata Bupati Khristofel Praing kepada POS-KUPANG.COM, Jumat 4 Maret 2022 malam.
"Oleh karena itu kalau kita ngomong tentang stunting, itu adalah salah satu ukuran kita bekerja atau tidak," sambung Bupati Khristofel Praing.
Mantan birokrat ulung itu menyebut, dirinya optimis untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Sumba Timur selama masa kepemimpinan mereka. Hal tersebut dilakukan agar sejalan dengan pencapaian target prevalensi stunting secara nasional menjadi 14 persen pada 2024.
Baca juga: Polres Sumba Timur Mulai Gelar Operasi Keselamatan Turangga 2022
Karena itu, jelas Bupati Khristofel Praing, pemerintah bekerja ekstra dengan berbagai pendekatan untuk menangani dan menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat termasuk menurunkan angka stunting.
"Harus diawali dengan optimisme, tidak bisa dengan pesimis, kalau pesimis saja ya selesai, harus optimistis, saya bisa lakukan, entah hasilnya seperti apa kita lihat nanti, tapi harus ada target," sebut Bupati Khristofel Praing.
Ia menambahkan, jika penanganan stunting dan gizi buruk dilakukan dengan "kerja biasa biasa", maka dipastikan hasilnya akan biasa biasa juga. Percepatan penanganan stunting di Kabupaten Sumba Timur dilaksanakan dengan membentuk dan Tim Teknis dan Pokja Stunting tingkat kabupaten hingga desa.