Berita Nasional Hari Ini
OPM Serang Proyek Strategis Nasional, Sebby Akui Tembak Anggota TNI-Polri
TPNPB di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni Dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggungjawab atas penembakan tersebut.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) mengklaim bertanggung jawab atas tewasnya 8 karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT).
Diketahui penembakan terjadi di Kampung Kago Distrik Ilaga, Puncak, Papua, pada Rabu 2 Maret 2022 pukul 13.00 WIB. Kejadian tersebut menyebabkan 8 karyawan PT PTT tewas.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menerangkan TPNPB di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni Dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggungjawab atas penembakan 8 orang tersebut.
"Ya, hormat. Tidak ada alasan yang membenarkan bahwa itu warga sipil. Karena TPNPB sudah umumkan bahwa warga sipil segera tinggalkan wilayah perang, jadi yang ditembak itu semuanya bagian dari Anggota TNI-Polri," tutur Sebby dalam keterangannya, Jumat 4 Maret 2022.
Baca juga: BAHAYA KKB Papua Bentuk Pasukan Wanita, Jubir OPM Sebby Sambom Ungkap Fakta Terbaru: Simak Ini
Sebby mengatakan, TPNPB di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni Dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggungjawab atas penembakan tersebut.
"Dengan melihat kondisi ini, maka pengendali Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM mengeluarkan peringatan keras bahwa semua orang imigran segera tinggalkan wilayah perang, dan semua bentuk pembangunan dikosongkan," kata Sebby.
Ia menambahkan, bahwa TPNPB bertanggungjawab penuh atas penembakan tersebut. "Karena perintah perang telah diumumkan oleh Komandan Operasi Umum TPNPB Mayjend Lekagak Telenggen pada tahun 2017 di Jambi, Puncak Jaya, Papua," katanya.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Aqsha Erlangga menerangkan terjadi penembakan terhadap karyawan PT Palapa Timur Telematika yang sedang memperbaiki Tower Base Transceiver Station 3 Telkomsel di Kampung Kago. Penembakan tersebut, mengakibatkan 8 orang Karyawan PTT meninggal dunia.
Baca juga: Prajurit Terbaik KKB Tewas Ditangan Anggota TNI, Jubir OPM Benarkan Fakta itu: Korban Kena Tembak
Manager NOC PT Palapa Timur Telematika(PTT), Pramudya DW mengatakan tim PT Palapa Timur Telematika (Perusahaan) menduga ada gangguan keamanan pada tower B3 milik perusahaan yang terindentifikasi dari kamera pemantauan pada lokasi tower tersebut di hari Rabu dini hari.
Pada Rabu pagi hari perusahaan mengirimkan logistik menggunakan helikopter ke lokasi tower B3, namun ditemukan kondisi tidak terdapat karyawan dari perusahaan pada lokasi tersebut, sehingga ditindaklanjuti dengan penelaahan rekaman kamera pemantau.
Kemudian penelaahan pada rekaman kamera pemantau Rabu dini hari mengindikasikan terdapat aktivitas dari orang tidak dikenal yang dugaan sementara adanya potensi gangguan keamanan, atas hal tersebut perusahaan segera mencoba melakukan kontak terhadap 4 karyawan perusahaan, 4 karyawan dari kontraktor perusahaan dan 1 orang masyarakat lokal pemandu.
Baca juga: Internal OPM Sedang Bergejolak, Tolak Benny Wenda Selaku Presiden Sementara Papua Barat
Namun ditemukan kendala-kendala, sehingga tindak lanjut atas hal tersebut pada Kamis 3 Maret 2022 perusahaan memutuskan untuk mengirimkan helikopter ke lokasi tower demi mendapatkan informasi situasi lapangan, yang mana terkendala oleh cuaca yang buruk.
"Perusahaan mengupayakan yang terbaik demi memastikan keselamatan para karyawannya dan masyarakat lokal pemandu serta keamanan dari lokasi site perusahaan, melalui permintaan-permintaan bantuan dan pendampingan dari aparat keamanan (TNI dan Polri) dan Pemerintah Pusat serta Pemerintah Daerah, untuk melakukan tindakan-tindakan pengamanan terhadap seluruh site dari proyek Palapa Ring Timur," kata Pramudya.
Palapa Ring Timur lanjut Pramudya merupakan Proyek Strategis Nasional Infrastruktur Prioritas, khususnya dalam kejadian ini meminta bantuan evakuasi dari aparat keamanan terhadap karyawan perusahaan, karyawan dari kontraktor perusahaan dan masyarakat lokal pemandu.
Baca juga: KKB Papua Beri Sinyal Perang, Bendera Bintang Kejora OPM Berkibar & Diiringi Tembakan di Intan Jaya
Tindakan-tindakan keamanan tersebut sangat diperlukan dengan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta aparat keamanan (TNI dan Polri) mengingat gangguan-gangguan keamanan oleh orang yang tidak dikenal pada lokasi site-site Perusahaan telah terjadi berulang kali, sejak tahun 2019 dimana opersional proyek Palapa Ring Timur dimulai.
"Dukungan penuh tersebut diperlukan mengingat proyek tersebut adalah Proyek Strategis Nasional Infrastruktur Prioritas yang memberikan layanan telekomunikasi pada masyarakat," kata Pramudya.
Menurut Pramudya sebelum terjadinya kejadian tersebut di atas, tower B3 pada kondisi proses perbaikan dalam rangka recovery jaringan telekomunikasi yang mana pekerja tersebut dalam aktivitasnya melakukan recovery jaringan yang diharapkan layanan telekomunikasi terhadap masyarakat Papua dapat dipulihkan.
Baca juga: Anggota TNI Disebut Membelot Gabung KKB Papua, OPM Beri Klaim, Jenderal Andika Buka Suara
"Perusahaan telah mengupayakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan layanan telekomunikasi Palapa Ring Timur tetap berfungsi dengan baik, dimana hingga saat ini tidak terdapat gangguan jaringan yang bersifat material pada jaringan telkomunikasi Palapa Ring Timur secara keseluruhan, begitu pula mengupayakan terbaik untuk melakukan evakuasi terhadap karyawannya," kata Pramudya.
Delapan korban tewas dan satu saksi hidup dalam kasus penembakan karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) terus diupayakan untuk dievakuasi.
Kepala Ops Satgas Damai Cartenz 2022, Kombes Pol Muhamad Firman mengatakan, bersama warga setempat, pihaknya sedang menyisir lokasi kejadian untuk memastikan keberadaan korban.
Baca juga: KKB Papua Pimpinan Aple Kobogau & Aven Kobogau Bakar Rumah Sakit, Ini Kata Jubir OPM
"Saat ini kami fokus pada orperasi penyelamatan. Kita pastikan dulu 8 orang korban ini sudah meninggal atau belum. Namun sesuai informasi 8 orang tersebut sudah meninggal," ujarnya kepada Tribun.
Satgas Damai Cartenz juga telah meminta bantuan dari Polda Papua dan Bupati Puncak terkait upaya evakuasi. Bahkan, koordinasi dengan pihak perusahaan Palapa Timur Telematika (PTT) terus dilakukan atas proses evakuasi seluruh korban.
Menurut Firman, evakuasi tak bisa dilakukan pihaknya lewat jalur darat. Sebab, kondisi topografi sangat terjal dan ekstrem, belum lagi cuaca super ekstrem.
Lokasi kejadian berada di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut (MDPL). Namun, ia mengatakan masih ada skenario lain yang bisa dilakukan untuk mengevakuasi korban.
Baca juga: 2 Angota KKB Papua Menyerah, Panglima OPM Buka Suara
"Kami harus pastikan di lokasi saat evakuasi, perlu penambahan personel sesuai petunjuk dari Kapolda," ujarnya.
Kombes Firman belum bisa menyampaikan detail kronologis kejadian, sebab belum bisa berkomunikasi dengan satu-satunya saksi hidup inisial NS.
"Kita berharap yang selamat benama Nelson dan nanti akan ditanyakan langsung kepada dia," katanya.
Menyoal keamanan di lokasi kejadian, Firman mengatakan msih relatif terkendali. Sebanyak 126 aparat gabungan TNI dan Polisi dengan kekuatan 64 personel di Beoga, sudah disiapkan untuk operasi penyelamatan.
Baca juga: Kembali Gabung ke Indonesia, Panglima Tinggi OPM Bocorkan Fakta Mengejutkan: Kami Ditipu Politikus
Adapun kejanggalan dari pihak perusahaan yang menugaskan karyawannya ke lokasi berisiko tinggi tersebut tanpa koordinasi ke pihak keamanan, masih didalami.
"Jadi mereka datang ke sana sudah ketemu dengan pemilik hak ulayat tanah. Namun kami akan dalami lagi," ujarnya.
Vice President Network Service Management Telkomsel Area Pamasuka Andrias Indra mengatakan, Telkomsel menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian yang menimpa karyawan PT Palapa Timur Telematika.
Baca juga: Panglima OPM Serahkan Diri, Mengaku Tak Tahan Hidup Kelaparan & Baru Sadar Telah Termakan Bujuk Rayu
"Infrastruktur telekomunikasi yang berlokasi di tempat penyerangan, kewenangan operasionalnya dikelola oleh PT Palapa Timur Telematika," kata Andrias.
Andrias juga menjelaskan, saat ini layanan komunikasi Telkomsel di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak, baik telepon, SMS, dan internet secara umum semuanya beroperasi normal.
"Kemudian para pelanggan tetap dapat menikmati layanan komunikasi dari Telkomsel," kata Andrias. (tribun network/har/nis/sen/mar/wly)