Breaking News

Berita Kabupaten Malaka

Siswi Yatim Piatu Bantu Pamannya Tambal Ban Diprioritas akan Dapat Beasiswa dari Sekolah

Siswi Yatim Piatu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bakateu, di Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Alfa Yani Dasilva Seran (11) bantu

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/NOFRY LAKA
Kepala Sekolah SDN Bakateu, Yoseph Seran, S.Ag bersama Siswi Yatim Piatu Kelas III di ruang kerjanya di Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka. 

Menurut Alfa, membantu pamannya untuk kerja tambal ban dilakukannya sejak ia masih kelas I SDN Bakateu hingga kelas III saat ini.

"Saya tidak malu bantu paman kerja tambal ban karena ibu saya sudah meninggal dan ayah saya sudah kabur sebelum ibu saya meninggal dunia. Baginya malu tidak akan pernah menolong siapapun dari lubang kemiskinan," jelasnya.

Baca juga: Sering Makan Makanan Olahan, Daging Berlebihan Bisa Merusak Ginjal, Kebiasaan Yang Merusak Ginjal

Yohanes Seran pamannya, menyatakan, Alfa Yani Davilsa Seran sudah dianggapnya seperti anak kandung sendiri. 

"Sejak ibu Alfa meninggal dunia pada tahun 2017 saya langsung mengadopsinya. Saat ini ia sudah dimasukan ke dalam Kartu Keluarga (KK) kami, jadi dia sudah saya anggap anak kandung sendiri," tegasnya.

Alfa memiliki empat saudara, dua perempuan dua laki-laki dan  ketiganya tinggal sama neneknya di Belu - Atambua. "

Jadi, untuk kebiasaan Alfa membantu kerja-kerja tambal ban itu memang benar," kata Yohanes Seran. 

Yohanes menuturkan, sejak Alfa berusia 8 tahun, sudah datang membantunya bekerja menambal ban.

Dirinya tidak pernah memaksa Alfa untuk datang kerja membantu karena mengingat usianya masih belia, tapi dia lakukan atas dasar inisiatifnya sendiri.

"Biasanya keluar sekolah setelah makan dia bersama anak laki tunggal saya Yansen Seran langsung datang ke tempat tambal ban saya ini," tutur Yohanes yang hobi mengunyah sirih pinang ini.

Dirinya ingat betul saat Alva Yani Dasilva Seran mulai bekerja tambal ban sejak dirinya  jatuh sakit selama satu bulan sekitar tahun 2019. 

"Mulai saat itu Alfa datang membantu isteri saya yang menggantikan saya tambal ban. Dan ia lakukan terus hingga mahir dan bisa tambal ban sendiri," kisah paman Alfa.

Pekerjaan yang ditekuni menambal ban sejak tahun 2016 silam.

Ditanya, pendapat per hari ia menjawab tidak menentu. 

"Tapi saat rame bisa dapat sekitar Rp 150.000 - Rp 200.000 per hari. Namun saat sepi bisa dapat sekitar Rp 50.00 saja," tandasnya.

Anggota DPRD Malaka asal Partai Demokrat, Marius Boko, yang secara kebetulan datang mengisi angin untuk ban mobilnya di tempat tambal ban milik paman Alva itu prihatin setelah melihat Alva bekerja tambal ban.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved