Berita Malaka Hari Ini

Kisah Dua Pelajar SMPN Babotin Menyeberang Sungai Maemina Memiliki Cita-cita Jadi Bupati dan Polwan

Kisah Dua Pelajar SMPN Babotin Menyeberang Sungai Maemina Memiliki Cita-cita Jadi Bupati dan Polwan

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/NOFRY LAKA
Dua Pelajar SMPN Babotin asal Desa Maemina ditemui Pos Kupang di jembatan kecil yang putus akibat dihantam banjir, Sabtu 12 Februari 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka

POS-KUPANG.COM, BETUN- Kisah dua orang pelajar Sekolah Menengah Negeri (SMPN) Botin, Desa Babotin, Kecamatan Botin Leobele, Kabupaten Malaka, memiliki cita-cita jadi seorang Bupati dan Polwan.

Keduanya adalah Theodorus Molo (13) Kelas VII dan Ernadelia Moon (17) Kelas IX bertaruh nyawa menyeberang sungai Maemina. 

Menyeberang sungai Maemina lantaran diketahui jembatan kecil penghubung Desa Babotin dan Desa Maemina itu putus akibat dihantam banjir.

Theodorus Molo dan Ernadelia Moon ketika ditemui Pos Kupang di sungai Maemina itu menjelaskan, penyeberangan itu nekat dilakukan akibat tidak mau ketinggalan mata pelajaran sekolah.

Baca juga: Pelajar di Malaka Bertarung Nyawa Melintasi Sungai Maemina

Sekolah bagi kami di kampung Maemina adalah berharga dari segalanya.  Alasannya, lanjut Theodorus Molo dan Ernadelia Moon,  di kampung kami masih jauh dari kota. Infrastruktur rusak berat ditambah dengan jalan mendaki.

Ini Tentu berbeda dengan kampung lain yang ada pada kabupaten Malaka.

Kalau kami tidak sekolah otomatis kami ketinggalan informasi dan terutama pengetahuan. Karena pengetahuan kuncinya untuk merubah kampung kami di Desa Maemina yang berbatasan dengan Desa Babotin Kecamatan Botin Leobele itu.

Apalagi, lanjut kedua pelajar itu, kedua orang tua kami berlatar belakang petani. Jadi kalau kami tidak serius sekolah maka kami akan buta pengetahuan seperti orang tua kami.

Baca juga: Pemkab Malaka Siap Bangun Infrastruktur Jalan Babotin-Botin Maemina di Kecamatan Botin Leobele

"Ini tidak boleh terjadi. Maka dari itu apapun kondisinya kami harus setiap hari rela berjalan kaki ke sekolah. Walau selama perjalanan ke sekolah itu di tengah-tengah hutan dan jalan mendaki," ungkapnya keduanya yang sama-sama suka bermain bola Voli, itu.

Keduanya mengaku, ada satu kejadian menakutkan saat di tengah Hutan ada orang setengah waras (gila, Red) ganggu mereka. Mereka teriak histeris dan tak satu pun orang yang menolong. Mereka berlari menjauh dari orang tersebut dan akhirnya aman.

Namun hal yang menakutkan lagi saat jembatan kecil penghubung Desa Babotin dan Desa Maemina, Kecamatan Botin Leobele itu putus akibat dihantam banjir. 

"Ia kami sekali lagi harus nekat walau dipenuhi rasa kwatir dan takut. Tapi lagi-lagi karena demi sekolah dan pengetahuan kami tekatkan niat kami untuk menyeberangi," tandasnya.

Dengan alasan ini, Theodorus bercita cita menjadi Bupati dan Ernadelia menjadi Polisi Wanita (Polwan). 

Alhasil, kata Theodorus, dirinya bisa memperhatikan khusus Desa Maemina. Perbaiki infrastruktur yang rusak berat dan dekatkan pelayanan pendidikan pada masyarakat Desa Maemina. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved