Timor Leste

Inilah Alasan Pertumbuhan Ekonomi di Timor Leste Terbilang Lambat Dari Negara Asia Tenggara Lainnya

Pertumbuhan ekonomi Timor Leste terbilang masih lambat dibandingkan negara-negara Asia Tenggara.

Penulis: Maria Enotoda | Editor: maria anitoda
Pemerintah Timor Leste
Bendera Timor Leste 

Salah satu proyek jangka panjang menjanjikan yang pernah ada adalah pengembangan dan exploitasi minyak bumi dan gas alam bersama dengan Australia di sebelah tenggara perairan Timor.

Baca juga: Kini Jadi Negara Merdeka, Tapi Dulu Timor Leste Takluk Dibawah Kuasa Arnaldo, Siapa Dia? Simak Ini

Setelah revolusi Anyelir, pemerintahan kolonial Portugis memberikan konsesi pada Oceanic Exploration Corporation untuk pengembangan dan exploitasi tersebut.

Namun, hal ini gagal terlaksana dikarenakan oleh Operasi Seroja pada tahun 1976.

Kemudian setelahnya, sumber daya dibagi antara Indonesia dan Australia dengan Perjanjian Celah Timor pada tahun 1989.

Saat ini tiga bank asing memiliki cabang di Dili: ANZ National Bank, Banco Nacional Ultramarino yang merupakan anak perusahaan dari bank terbesar Portugal Caixa Geral de Depósitos, dan Bank Mandiri.

Sejak kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002, setelah sejak tahun 1999 di bawah pemerintahan transisi PBB, berdasarkan konstitusi Timor Leste memiliki 2 bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis.

Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dijadikan bahasa kerja.

Dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap.

Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis.

Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir.

Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah.

Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese.

Di bawah pemerintahan Presiden Suharto, penggunaan bahasa Portugis dilarang.

Saat ini bahasa Portugis di Timor Leste diajarkan dan dipromosikan secara luas dengan bantuan dari Brasil dan Portugal, meskipun terdapat keengganan dari beberapa kalangan muda berpendidikan.

Menurut Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk Timor berbicara bahasa Portugis secara fasih.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved