Mengenal Ida Ayu Evi Handayani, Sosok Pemimpin Perempuan Pertama di LPP RRI Kupang

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sejak 58 Tahun warnai pemberitaan radio di NTT, LPP RRI Kupang memiliki sosok pimpinan perempuan pertama bernama Ida Ayu Evi Handayani,S.H.,M.H.

Kepemimpinannya menggantikan mantan pejabat Drs. Ruslan Irianto yang telah dimutasi sebagai Kepala LPP RRI Palu.

Tampil sebagai pucuk pimpinan bukan perkara mudah bagi Ida Ayu Evi Handayani yang akrab disapa Mama Evi yang telah menjelajahi sejumlah daerah di Indonesia selama bertugas pada LPP RRI.

Wanita kelahiran Singaraja, Provinsi Bali memulai karirnya sebagai ASN sejak diterima pada LPP Singaraja, kemudian dalam perjalanannya berpindah tugas ke sejumlah daerah lainnya.

Baca juga: Pindah Tugas Jadi LPP Palu, Ruslan Irianto Minta Pejabat Baru Lanjutkan Bangun Karakter Anak Bangsa

Sebelum bertugas di NTT, Mama Evi pernah menjabat sebagai Kepala LPP Nabire, setelah itu Kepala LPP Palangkaraya membuatnya semakin kuat dan tangguh.

Sebagai pemimpin perempuan, Ibu dari dua orang anak sekaligus nenek dari empat orang cucu akan mengambil peran sebagai seorang ibu yang siap mengayomi semua Angkasawan dan Angkasawati untuk membangun dan mengembangkan LPP RRI Kupang.

"Sebagai pimpinan baru, saya akan mengevaluasi semua program yang belum terakomodir dalam siaran RRI Kupang," jelas Mama Evi.

Selain itu, RRI Kupang juga siap merangkul semua komunitas masyarakat dalam mengembangkan kreativitas.

"Kami memberikan ruang bagi semua komunitas untuk mengembangkan kreativitas sekaligus bakat melalui program Pro 2, serta program Inovasi yang akan hadir kedepannya," tambah Mama Evi.

LPP RRI Kupang juga siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam mendukung program pembangunan melalui pemberitaan aktual dan positif sesuai kode etik jurnalistik.

Sebagai seorang perempuan, Mama Evi juga memberikan porsi bagi program yang mengangkat kesetaraan gender bagi perempuan dan anak.

"LPP RRI tetap memberikan porsi bagi program kesetaraan gender dalam bentuk dialog interaktif, pemberitaan yang ramah isu perempuan dan anak, serta program on air maupun off air," pungkasnya. (*)