Berita Labuan Bajo Hari Ini
Banyak Spot Desa Wisata di Luar Wilayah Labuan Bajo, Tapi Wisatawan Enggan Kunjungi, Mengapa?
Sanggar Budaya Wontong Alo di Kampung Warsawe, Desa Wisata Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
Menurutnya, sanggar budaya seringkali bubar karena banyaknya perbedaan orientasi para anggotanya.
Sehingga, Pius Baut memberikan tips agar sanggar budaya bertahan. Pertama transparansi pengelolaan sanggar, yang kedua akuntabilitas yakni bertanggung jawab.
Tips ketiga menurut Pius Baut yang tidak kalah penting adalah kualitas pentas atau atraksi yang ditampilkan. Anggota sanggar perlu terus meningkatkan kualitas atraksi tersebut.
Terkait aktivitas kunjungan wisatawan ke Manggarai Barat, Pius menjelaskan, sebanyak 90 persen aktivitas wisatawan yang datang ke Manggarai Barat hanya di seputar Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.
Sedikit sekali jumlah wisatawan yang datang ke destinasi wisata lainnya seperti Gua Rangko, Batu Cermin, Cunca Wulang dan spot wisata lainnya di Manggarai Barat.
Berdasarkan survei Politeknik (Poltek) elBajo Commodus Labuan Bajo, tambah Pius, ternyata wisatawan tidak mengenal berbagai spot wisata di luar Labuan Bajo dan TNK.
"Jadi ternyata mereka tidak tahu. Tidak ada yang jual paket tour, juga mahal. Harus ongkos mahal ke Cunca Wulang, tidak ada atraksi budaya," kata Pius.
Ia mengungkapkan karakteristik turis yang berwisata ke Labuan Baja, pertama karena ingin melihat alam.
Yang kedua, karena minat akan budaya, minat khusus, ingin menggelar berbagai pertemuan di Labuan Bajo sambil menikmati keindahan alamnya.
Karena itu, kata Pius pemerintah mau mengoptimalkan desa wisata di Manggarao Barat. Ia meminta agar sanggar Wontong Alo menggali potensi atraksi yang hidup di masyarakat.
Aktivitas keseharian masyarakat seperti pemecahan kemiri dan tumbuk kopi,juga bisa menjadi sebuah atraksi bagi wisatawan yang datang.
Ia meminta juga agar sanggar ini membuat narasi-narasi seputar Kampung Warsawe, merancang berbagai pentas budaya, dan siap membantu mengembangkan sanggar. (*)
