Berita Labuan Bajo
Di Sektor Pertanian, Pemda Manggarai Barat Kembangkan Jambu Mete, Vanili dan Kepiting
Bupati Manggarai Barat (Mabar), Edistasius Endi mengatakan, saat ini di daerah itu tengah dilakukan pengembangan jambu mete
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
"Kami diinformasikan kapasitasnya kurang lebih 60 megawatt, saat ini tengah dilakukan penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan kami berkeyakinan sudah clear, dan dipertengahan tahun dari PT Geo Dipa akan mulai eksplorasi di Wae Sano," ujarnya.
Lebih lanjut, dalam tata ruang pemerintah daerah pun menyiapkan sebuah pulau untuk investasi docking kapal dan ditawarkan dengan sistem bangun, guna, serah (Build, Operate And Transfer-BOT)
"Letaknya (docking kapal), tidak jauh dari Labuan bajo, dengan pola yang ditawarkan adalah BOT. Dalam tata ruang kami, kami siapkan untuk membangun pelabuhan untuk menjadi hub perikanan, dan pola yang kami tawarkan adalah BOT, lalu di depan RS Siloam, pemda memiliki lahan cukup luas sekitar 5 ha dan strategis, kami juga mau tawarkan itu BOT," katanya.
Lebih lanjut, dalam tata ruang Manggarai Barat, telah disiapkan area untuk pembangunan hotel yang ramah lingkungan dan berbahan dari kayu.
Baca juga: Perda Tata Ruang Manggarai Barat Permudah Investasi di Labuan Bajo
Pihaknya mendorong agar menggunakan bahan bambu dari desa di Kabupaten Manggarai Barat.
Sehingga, dalam persiapan untuk mewujudkan hal itu itu, di dalam perbup pedoman pengelolaan APBDes tahun anggaran 2022, salah satu pasal telah ditetapkan bahwa seluruh desa diwajibkan untuk menanam bambu.
"Karena desa mendapatkan dana bagi hasil pajak. Dari 164 desa, selain pulau kurang lebih ada 154 desa yang ada di Mabar kami wajibkan menanam bambu, prediksi 6 tahun depan kita sudah panen, di samping meningkatkan perekonomian rakyat, kami berkeyakinan dengan menanam bambu, maka dapat meminimalisir efek rumah kaca," katanya.
"Dengan demikian Labuan Bajo tidak hanya indah di spot pariwisata, namun di lingkungannya juga ramah. Dan seluruh desain kebijakan harus ramah lingkungan," tambahnya.
Karena perkembangan Labuan bajo yang sangat pesat, lanjut Edi Endi, pihaknya pun telah menyiapkan Rumah Potong Hewan (RPH) di Labuan Bajo.
"Dan terkait dengan ini, kami sudah siapkan agar BOT, karena kami sadar kalau dikelola pihak ketiga, maka para pelaku industri pariwisata tidak lagi memesan daging yang sifat nya impor, tapi beli dari RPH dan letaknya tidak terlalu jauh dari Labuan Bajo. Itu peluang di Labuan Bajo, di samping sektor pariwisata," katanya. (*)
