Kecelakaan Maut di Balikpapan

Fakta Baru, KNKT Temukan Bagian Truk Tronton Penyebab Kecelakaan Maut Balikpapan Sudah Dimodifikasi

KNKT menemukan fakta baru terkait kecelakaan Temukan Beberapa Bagian Truk Tronton Penyebab Kecelakaan Maut di Balikpapan Sudah Dimodifikasi

Editor: Adiana Ahmad
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Suasana di TKP Kecelakaan Maut di Balikpapan- Fakta Baru, KNKT Temukan Bagian Truk Tronton Penyebab Kecelakaan Maut Balikpapan Sudah Dimodifikasi 

Fakta Baru, KNKT Temukan Bagian Truk Tronton Penyebab Kecelakaan Maut Balikpapan Sudah Dimodifikasi

POS-KUPANG.COM- Sebuah fakta baru ditemukan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT ) terkait Kecelakaan Maut di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. 

Dari hasil penyelidikan terhadap kecelakaan maut tersebut, KNKT menemukan bahwa beberapa bagian truk tronton penyebab Kecelakaan Maut di Balikpapan telah dimodifikasi

Berikut fakta baru Kecelakaan Maut di Balikpapan yang berhasil diungkap KNKT:

Baca juga: Begini Pengakuan Korban Selamat Kecelakaan Maut Balikpapan: Bunyinya Kayak Gempa, Saya Ditabrak

1. Rangka atau sasis dari truk tronton KT 8534 AJ yang menyebabkan kecelakaan dan menewaskan 4 orang itu ditambah panjangnya 20 cm.

2.  Sumbu roda pada truk menjadi 3.

“Axel atau sumbu rodanya juga ditambah satu, sehingga menjadi 3 sumbu roda,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubda Kemenhub) Budi Setiyadi, Minggu, dikutip Tribun Kaltim dari Antara.

3. Truk diketahui menggunakan sistem pengereman Air Over Hydraulic (AOH) atau rem dengan penggunaan angin dan minyak rem sekaligus.

Meski ditemukan fakta baru, hingga kini belum bisa dipastikan apakah penambahan panjang dan sumbu roda ini mempengaruhi sistem pengereman.

Baca juga: Bukan yang Pertama,Kecelakaan Maut di Simpang Rapak Balikpapan Ternyata Sudah 13 Kali Dalam 13 Tahun

Pada kecelakaan yang terjadi di Turunan Rapak Jumat (21/1/2022) lalu, sopir truk Muhammad Ali (48) menyatakan sudah mengerem beberapa kali sebelum mencapai turunan panjang di lampu lalu lintas tersebut.

Kompresor tak lagi memiliki tekanan yang cukup sesampainya di turunan ketiga yang panjangnya lebih kurang 250 meter hingga lampu lalu lintas.

“Habis anginnya, 'ngeblong', gitu,” kata Budi seperti dilansir Kompas.com.

Truk meluncur tak terkendali setelah bobot truk yang mencapai 20 ton, kehilangan fungsi rem, dan kondisi jalanan yang menurun.

Sopir disebut telah berupaya menurunkan persneling dari 3 ke 2 untuk mendapatkan efek rem mesin (engine break). Sebelumnya sopir berhasil menurukan persneling dari 4 ke 3.

Dengan persneling netral, truk meluncur makin deras dan menabrak semua yang ada di depannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved