Berita Sumba Barat Daya
Warga Gelar Ritual Adat Keluarkan Petir Dari Kampung Adat Parona Baroro Sumba Barat Daya
tua adat yang memegang daun dan baskom berisi air berjalan keliling bekas rumah terbakar dengan memercikan air.
Penulis: Petrus Piter | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA - Tokoh adat menggelar acara ritual adat paskah terbakarnya 8 rumah adat Kampung Parona Baroro di Desa Waikaninyo, Kecamatan Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya yang terbakar, Kamis 13 Januari 2022 sekitar pukul 15.00 wita.
Pagi itu, Jumat 14 Januari 2022 atau sehari setelah kejadian terbakarnya delapan rumah adat dalam kampung itu, dipimpin tokoh masyarakat Kampung situs adat Parona Baroro, Bapa Paulus Uru Awa
Selain Bapa Paulus, para tokoh adat berkumpul bersama masyarakat korban kebakaran berdiri mengelilingi rumah terbakar.
Hadir juga Kepala Desa Waikaninyo, Alfonsus Elfianus R.Peka yang juga adalah warga asal kampung situs adat tersebut.
Baca juga: 14 Paduan Suara Meriahkan Peringatan HUT Paroki Tambolaka, Sumba Barat Daya
Gelar acara ritual adat ini bertujuan untuk mengusir atau mengeluarkan petir dalam kampung itu. Dengan demikian masyarakat dalam kampung kembali beraktifitas seperti biasa tanpa merasa takut.
Berdasarkan tradisi adat istiadat setempat, gelar acara tersebut dipimpin oleh tua adat (rato petir).
Sebab dalam kampung itu terdiri 7 rumah adat dengan kuasa masing-masing. Kejadian seperti ini, paling lama empat malam, harus sudah terlaksana ritual adat ini.
Seperti disaksikan POS-KUPANG.COM, Jumat 14 Januari 2022 pagi, dipimpin tokoh masyarakat Bapa Paulus Uru Awa, para rato dan masyarakat kampung situs adat Parona Baroro berkumpul berjejer dipinggir rumah bekas terbakar dalam kampung situs adat Parona Baroro.
Baca juga: Tim Biddokes Polda NTT Lakukan Otopsi Jenasah Arkian di RSU Sumba Tengah
Kepada masyarakat yang berkumpul, Bapa Paulus Uru Awa menyampaikan, pagi ini, tua adat akan menggelar ritual adat untuk mengusir atau mengeluarkan petir dalam kampung ini agar kita tinggal aman dan tidak merasa takut lagi.
Setelah penyampaian itu, dua orang tua adat maju, berdiri dibagian dalam bekas rumah adat terbakar. Sementara masyarakat lainnya tetap berdiri dipinggir rumah terbakar.
Salah seorang diantaranya memegang setangkai daun berwarna hijau dan sebuah baskom sedang berisi air dingin ditangan kirinya.
Baca juga: 14 Paduan Suara Meriahkan Peringatan HUT Paroki Tambolaka, Sumba Barat Daya
Sedangkan seorang lainnya tidak membawa apa-apa. Suasana nampak hening sebentar. Seorang tua adat yang tidak memegang apa-apa tadi, mulai melantunkan syair adat dengan bahasa daerah khas Kodi.
Suasana semakin hikmad ketika tua adat yang sedang melantunkan syair adat saling bersahutan dengan pekikan khas Sumba dengan masyarakat yang berdiri disekeliling rumah terbakar yang mengikuti acara ritual adat tersebut.
Usai lantunan syair adat itu, tua adat yang memegang daun dan baskom berisi air berjalan keliling bekas rumah terbakar dengan memercikan air.
Baca juga: Perayaan Hari Raya Natal di Tambolaka Sumba Barat Daya Berjalan Damai