Berita Kota Kupang
Pandemi Covid-19 Pengaruhi Data Stunting 2021 di Kota Kupang
Adanya pandemi Covid-19 sangat berpengaruhi terhadap data stunting 2021 di Kota Kupang
Laporan Kontributor POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Partisipasi peserta balita untuk mengikuti penimbangan berat badan di posyandu menurun selama 2021. Penyebabnya, karena pandemi Covid-19 dan berujung pada perhitungan riil data stunting di Kota Kupang selama tahun 2021.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kupang, Retnowati, dalam rapat dengan Komisi IV DPRD Kota Kupang pada Senin 10 Januari 2022 menyampaikan itu.
Akibat dari itu juga, Retno menjelaskan, jumlah stunting sebenarnya di Kota Kupang tidak seluruhnya dapat disimpulkan oleh pihaknya. Untuk itu data stunting sementara yang ada berdasarkan kondisi kepesertaan tersebut.
Keterkaitan data stunting hingga akhir 2021, sebut Retno, baru 46 persen yang melakukan penimbangan akibat kondisi pandemi Covid-19 selama ini.
Baca juga: BKKBN dan Waket Komisi IX DPR RI Sosialisasi Pencegahan Stunting di Kabupaten Kupang
Sementara proses pendataan dan verifikasi yaitu berdasarkan massa penimbangan dilakukan pada Februari maupun Agustus. Sedangkan pada saat yang sama tersebut, sebut dia, kasus Covid-19 di Kota Kupang mengalami peningkatan di Februari dan Agustus.
"Kasus Covid-19 tinggi sehingga kepesertaan dari rata-rata posyandu itu kurang lebih hanya 11 hingga 30 posyandu yang melakukan penimbangan," urai dia.
Akhirnya dari penimbangan 2021 sebanyak 6 ribu lebih atau hanya terpenuhi 46 persen selama 2021. Dengan kondisi ini pihaknya sendiri tidak dapat berbuat banyak.
Sementara pada bulan Februari mendatang yaitu pada 2022 ini, kata Retno posyandu dapat membuka pelayanan untuk melakukan penimbangan dan kepesertaannya diharapkan dapat 100 persen.
Baca juga: Puluhan Desa dan Kelurahan di Lembata Dapat Perhatian Upaya Penanganan Stunting
Ia menyebutkan jumlah prakiraan stunting apabila kepesertaan dalam proses penimbangan hingga 100 persen tahun ini dapat sekitar 22 hingga 25 persen kasus yang ditemukan.
"Karena pada rata-rata jumlah kasus sebelumnya berkisar antara 18 hingga 22 persen," jelasnya.
Ia menyebut jumlah rata-rata yang didapat sebelumnya 18 hingga 22 persen balita stunting adalah jumlah dari 25.089 dengan kurang lebih 5.520 balita yang mengalami stunting.
Terlepas dari itu pihaknya tetap berharap pada 2022 ini kasus stunting di Kota Kupang bakal menurun. "Kami yakin bisa turun," kata dia.
Baca juga: Terima Laporan Kasus Astri-Lael, Begini Respon Komnas Perempuan
Sementara soal gizi buruk, kata dia, penanganan dilakukan berbeda-beda sesuai tingkatan keparahan hingga ada kategori yang diopname di rumah sakit.
Selain itu orang tua dari anak diminta juga taat dalam pemberian makanan tambahan atau PMT. Retno menilai penyaluran dan keberhasilan pemberian PMT sekitar 95 persen sehingga perlu ditingkatkan lagi.