Frans Lebu Raya Meninggal
In-Memoriam Frans Lebu Raya (Bagian 1) Tanpa Tangan Tuhan Menjamah, Semuanya Tak Mungkin Terlaksana
sekira di atas pukul 14.00 Wita lokus Minahasa Utara, datang kabar duka berpulangnya Drs. Frans Lebu Raya, Gube

Tatkala mengikuti pembukaan Rakornas Pora itu, Senior Frans duduk di barisan depan, kursi yang disiapkan untuk para kepala daerah. Saya duduk pada barisan kursi tengah, agak di belakang, kursi yang disiapkan untuk jajaran panitia Rakornas Pora. Tibalah sesi sambutan sebagai laporan Menpora kepada Presiden.
Menpora Adhyaksa pun membacakan sambutannya di hadapan Presiden SBY dan hadirin. Dalam untaian kalimat pidatonya, terdengar suara lantang Adhyaksa membacakan kalimat ini: “Tanpa tangan Tuhan menjamah, semuanya tidak mungkin terlaksana” Dari arah belakang saya dapat menangkap reaksi bahasa tubuh Senior Frans. Beliau menoleh seperti hendak mencari-cari seseorang.
Dalam diam saya tersenyum sekaligus yakin bahwa beliau pasti berbangga hati mendengarkan kalimat tersebut.
Seusai rangkaian acara resmi pembukaan Rakornas Pora, saat hendak masuk ke sesi ramah-tamah, dengan sikap takzim saya mendekat ke Senior Frans sembari berkata dengan sedikit membisik kepada beliau, seperti memberi laporan: “Senior, kalimat dari Kupang sudah masuk dalam teks pidato Pak Menteri”.
Senior Frans tersenyum sumringah, dan dengan sangat ramah menepuk bahu saya sembari berujar singkat, seperti hendak memotivasi yuniornya, kader ideologis binaannya di GMNI Kupang: “Vik, selamat ya!” Saya pun tersenyum sumringah, lalu membalas lagi dalam nada penuh hormat: “Terima kasih, Senior!”* (Bagian 1 dari tiga tulisan/Bersambung)
Viktus Murin, adalah Anggota GMNI Cabang Kupang (1990-1993), Sekretaris DPC GMNI Kupang (1993-1996), Ketua Komite Kaderisasi Presidium GMNI (1996-1999), Sekjen Presidium GMNI (1999-2002); Mantan Wartawan Pos Kupang. Kini menjadi Tenaga Ahli Ketua MPR RI, H.Bambang Soesatyo, SE, MBA. *)