Webinar Pariwisata Modern NTT
Andreas Hugo Pareira Ingatkan Kelestarian Alam dan Budaya Dalam Pengembangan Pariwisata di NTT
kisah seorang turis asing yang berkunjung ke Flores dan menemukan banyak sampah plastik saat memasuki kota
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA--Anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira menegaskan pentingnya kelestarian alam dan budaya dalam pengembangan ekopariwisata di NTT.
Kekayaan alam dan budaya yang sudah ada di NTT sejak dahulu harus dilestarikan karena itu semua modal yang dimiliki.
"Kekayaan ini perlu kita jaga dan rawat. Konservasi alam dan budaya merupakan hal yang harus kita jaga sehingga jadi kekayaan dan potensi daya tarik turisme," ungkap Hugo Pareira saat memaparkan materinya dalam webinar yang diselenggarakan Pos Kupang, Kamis, 16 Desember 2021.
Lebih jauh, dia menyebutkan, salah satu kelebihan NTT adalah keragaman bahasa, budaya dan adat istiadat.
"Ini hal yang menarik kalau orang datang ke NTT," tambahnya.
Baca juga: Webinar Pos Kupang-Pemprov NTT: Mengembangkan Pariwisata Modern di NTT
Negara Harus Siapkan Infrastruktur Dasar
Bukan itu saja, politisi PDI Perjuangan ini juga menyinggung perihal kesiapan infrastruktur dasar di NTT dalam menunjang pengembangan ekopariwisata. Infrastruktur dasar itu seperti transportasi, listrik, air bersih dan akses jalan raya. Sebagai wakil rakyat, dirinya sering mendorong pemerintah menyediakan infrastruktur dasar tersebut. Misalnya, katanya, dibukanya akses jalan raya wilayah utara Flores dari Manggarai sampai Flores Timur.
"bagaimana kita menyediakan transportasi, listrik, air bersih, dan ini modal dasar yang harus disiapkan oleh negara," tegasnya.
Masalah Sampah Perlu Diatasi
"Orang masih buang sampah sembarangan. Kalau kita lihat sekarang sampai ke kampung-kampung, minumnya gelas plastik dan konsekuensinya sampah plastik kita temukan di mana-mana," kata Anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira usai menceritakan kisah seorang turis asing yang berkunjung ke Flores dan menemukan banyak sampah plastik saat memasuki kota-kota di Flores.
Baca juga: Petani Desa Raknamo Kupang Terbantu Dengan Program Tanam Jagung Panen Sapi Pemprov NTT
"Sudah banyak sampah di tengah laut dan dasar laut dan ini tantangan terbesar dalam bidang pariwisata," tambahnya.
Kepada pemerintah daerah di NTT, dia berharap bisa memperhatikan masalah pengelolaan sampah mulai dari aspek kebijakan. Misalnya, dia memberi contoh, Pemda Bali dan DKI Jakarta yang sudah mengeluarkan peraturan gubernur (Pergub) tentang pembatasan pemakaian plastik sekali pakai.
Sebab itu, dia berpesan, "Kita di NTT harus bisa mulai dari regulasi soal pembatasan sampah plastik supaya tidak jadi momok."
Bukan hanya dari segi kebijakan, Hugo Pareira juga menganjurkan supaya pengelolaan sampah dan kebiasaan menjaga kebersihan itu masuk dalam kurikulum sekolah.
"Program merdeka belajar perlu perhatian khusus dalam kurikulum supaya sejak anak-anak sudah sadari pentingnya memilah sampah," katanya.(*)