Gaduh Politik DPRD Versus Sepi Lelang JPTP Ende
Kita patut menduga kuat bahwa proses pemilihan wakil bupati Ende berjalan dalam alur irasionalitas demokrasi dan politik.
Memang politisi di Ende lebih doyan rusuh karena dalam kerusuhan, rasionalitas mati dan irasionalitas tumbuh subur.
Politisi rusuh agar menghadirkan demo-crazy di ruang publik.
Sementara birokrasi sepi karena mungkin ASN lebih berpikir soal urgensi dan efektivitas kinerja yang mengandaikan profesionalisme dan jenjang karier ketika berhadapan dengan pimpinan “elite” birokrasi yang kinerjanya sangat diragukan sehingga kolusi dan nepotisme menjadi “barang jualan.”
Sebagian birokrat yang waras dan rasional tahu bagaimana para politisi yang kehilangan urat malu bisa menerobos dinding birokrasi untuk menancapkan kuku “proyeknya.”
Maka birokrasi Ende butuh sosok pemimpin yang “kuat” kalau idealismenya adalah hadirnya birokrasi bersih dan bebas KKN.
Proses politik pemilihan wakil bupati di ruang DPRD Ende telah mengembuskan angin apatisme bagi kalangan ASN yang rasional dan profesional.
Proses politik mesti mendukung kinerja birokrasi, bukan mengobok-obok birokrasi menjadi semacam panggung uji coba penaklukan hasrat politik.
Target Nasional
Salah satu target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah mewujudkan pemerintahan kelas dunia (world class government).
Aspek yang menjadi keunggulan adalah quality/kualitas (yang terus ditingkatkan), cost/biaya (terus diturunkan menjadi lebih efisien dan terjangkau), time/waktu (proses kerja yang lebih cepat) dan satisfaction/kepuasan (kepuasan pengguna layanan dengan segala kemudahan).
Pemerintahan kelas dunia didukung oleh birokrasi kelas dunia yang memiliki visi dan strategi global yang diwujudkan dalam kenyataan, berpikir global dan bertindak lokal, tidak puas dengan status quo, memberdayakan karyawannya dan berpegang pada etika dan menjadi warga masyarakat yang baik.
Birokrasi kelas dunia harus mampu melakukan tindakan kelas dunia (world class action), seperti inovasi yang terus menerus, membangun kapabilitas untuk maju dalam jangka panjang, berani bertindak dengan pendekatan baru, pengumpul dan pengguna pengetahuan, setiap gagasan baik dipraktikkan.
Di dalam tubuh birokrasi kelas dunia terdapat SMART ASN, yang memiliki profil sebagai Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, berjiwa nasionalisme, menjunjung tinggi profesionalisme, berwawasan global, menguasai teknologi informasi (IT) dan bahasa asing, ramah dalam bersikap/melakukan pelayanan (hospitality), sanggup bekerja sama dalam jejaring lintas fungsi (networking) dan memiliki semangat kewirausahaan (entrepreneurship).
Sejak ditetapkannya UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN dan PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, promosi, rotasi dan pengembangan karier PNS harus mempertimbangakan aspek integritas, kompetensi, kinerja dan kualifikasi (merit system).
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP)/Eselon II B merupakan salah satu jabatan “puncak” karier ASN di kabupaten/kota. Setelah jabatan Pimpinan Tinggi Madya/eselon II A/Sekretaris Daerah.