AFRIKA Memanas , Ethiopia Bersama Milisi Serang Sudan, Enam Tentara Tewas. Hasil Panen Rusak
Di benua hitam itu, pasukan Ethiopia bersama milisinya menyerang pasukan Sudan yang sedang mengawal proses panen di perbatasan itu.
POS KUPANG.COM -- Di saat seluruh dunia sedang berkonsetrasi pada potensi perang China vs Taiwan, tiba-tiba saja Afrika memanas
Di benua hitam itu, pasukan Ethiopia bersama milisinya menyerang pasukan Sudan yang sedang mengawal proses panen di perbatasan itu.
Enam anggota militer Sudan dilaporkan tewas dan kermungkian banya hasil panen juga rusak
Militer Sudan mengatakan, beberapa tentara Sudan tewas dalam serangan oleh pasukan Ethiopia di wilayah perbatasan yang disengketakan.
Baca juga: Kudeta di Sudan: Protes Berlanjut Setelah Pengambilalihan Militer
Dilansir dari Reuters via Al Jazeera, setidaknya, enam tentara Sudan tewas dalam serangan di wilayah perbatasan yang disengketakan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (27/11/2021), militer Sudan mengatakan “pasukan kami yang bertugas mengamankan panen di Al-Fashaqa… diserang oleh kelompok pasukan dan milisi tentara Ethiopia, yang berusaha mengintimidasi petani dan merusak musim panen.”
Pasukan Sudan "menolak serangan" dan "menimbulkan kerugian besar dalam kehidupan dan peralatan" di pihak Ethiopia, katanya.
Namun serangan itu menyebabkan "beberapa orang tewas" di antara pasukan Sudan, katanya, tanpa memberikan jumlah korban tewas.
Baca juga: 30 Mayat Ditemukan Mengapung di Sungai Antara Tigray di Ethiopia dan Sudan
Kantor berita Reuters, mengutip sumber-sumber militer, mengatakan sedikitnya enam tentara tewas dalam serangan itu.
Pejabat Ethiopia tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Al-Fashaqa adalah zona perbatasan yang lama dibudidayakan oleh petani Ethiopia tetapi diklaim oleh Sudan.
Zona itu, yang juga berbatasan dengan wilayah Tigray yang bermasalah di Ethiopia, telah menyaksikan bentrokan mematikan sporadis antara kedua belah pihak selama beberapa tahun terakhir, tetapi meningkat tahun lalu.
Ketegangan meningkat setelah pertempuran meletus di Tigray pada November 2020 dan membuat puluhan ribu pengungsi mengungsi ke Sudan.
Baca juga: Letkol Revilla Oulina Berbagi Pengalaman Tugas di Sudan: Pakai Rompi Antipeluru 8 Kg
Khartoum dan Addis Ababa sejak itu terkunci dalam perang kata-kata yang tegang di kawasan itu, bertukar tuduhan kekerasan dan pelanggaran teritorial.
Baca Juga: Jenderal Militer Sudan Klaim Lakukan Kudeta Demi Cegah Perang Saudara