Berita Pemprov NTT
Pariwisata di Rote Ndao Harus di Eksplore, Bank Indonesia dan OJK Turun Tangan
pada bulan Desember nanti. BI juga meminta perbankan membuka layanan penukaran uang bagi nasabah.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG-- Keindahan pariwisata di Kabupaten Rote Ndao belum banyak diketahui banyak orang.
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) Kpw NTT dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT turun tangan berupaya mendorong agar wisata di pulau Nusa Lontar itu semakin dikenal banyak kalangan.
Melalui media gathering OJK dan BI turun tangan untuk membantu promosi wisata dipulau itu.
Kegiatan itu terpusat pada sektor pariwisata untuk mendorong pemulihan ekonomi ditengah pagebluk covid-19. Kegiatan berlangsung dari 19-21 November 2021.
BI dan OJK bersama awak media, mengunjungi sejumlah tempat wisata seperti telaga nirwana, pantai Nembrala, hutan mangrove tertua di dunia, dan pantai Batu Pintu.
Baca juga: Pemprov NTT Salurkan Bantuan Seroja Untuk Kabupaten Sumba Timur
Deputi BI Kpw NTT, Heri Catur Prabowo mengatakan, pertumbuhan ekonomi di triwulan III tahun 2021 tumbuh 2,3 persen.
Namun demikian, pertumbuhan pada triwulan III ini terlambat dibanding pada triwulan I dan II.
Tahun 2021 BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tumbuh sebesar 2,43 atau 2,44 persen. Dia menyebut sektor pariwisata menjadi salah satu proyek unggulan ekonomi NTT.
"Pariwisata pada trwiluan III itu sempat tertahan karena ada PPKM. Pada triwulan IV ini, pariwisata sudah menunjukan perbaikan," katanya di Anugerah Hotel, Nembrala, Kabupaten Rote Ndao, Sabtu 20 November 2021.
Melalui media gathering ini, kata Heri, sinergi bersama untuk membangun NTT.
Ia menekankan, sektor pariwisata terutama di Pulau Rote Ndao harus banyak diangkat dalam rangka pemulihan ekonomi, khususnya juga bagi UMKM. Hal ini merupakan upaya membantu pariwisata dari sisi keuangan.
Baca juga: Realisasi PKB Masih Rendah, Pemprov NTT Kebut Sisa Waktu
Ia menambahkan, sektor pariwisata di NTT telah berangsur membaik. Keamanan dan keselamatan wisatawan, menurutnya menjadi hal yang penting agar wisatawan bisa nyaman berada di lokasi wisata.
Demikian juga dengan kasus covid-19 yang mulai melandai, dan tingkat vaksinasi di NTT yang terus bertambah. Bagi Heri, peluang semacam ini adalah jaminan bagi wisatawan aman berkunjung ke tempat wisata di NTT.
Jelang natal dan tahun baru, Heri mengingatkan sektor pariwisata dan semua masyarakat untuk terus mentaati protokol kesehatan. Dan pelaksanaan vaksinasi harus terus dikebut untuk menciptakan kekebalan kelompok.
Deputi Kepala Perwakilan/ Kepala Tim Implementasi Kebijakan SP, PUR dan MI, Daniel Agus Prasetyo, menyampaikan BI memproyeksikan pengeluaran uang pada natal dan tahun baru sebesar 2,68 triliun.
Pengeluaran uang itu berasal dari BI dengan tujuan ke perbankan dan kemudian diedarkan ke nasabah atau pemerintah daerah.
Menurut Daniel, proyeksi ini meningkat dari tahun 2020 yang direalisasi 2,1 triliun. Ia optimis dengan penyediaan uang sebanyak itu karena kondisi mulai dalam keadaan siap.
Baca juga: Begini Kondisi di Loka Binkra Milik Pemprov NTT di Oesapa Kupang
Dia menyebut vaksinasi dan kasus covid-19 menjadi pertimbangan juga dalam proyeksi itu. Vaksinasi yang kian bertambah dan kasus covid-19 yang melandai, pertumbuhan ekonomi mulai membaik.
BI, ujar Daniel, telah berkoordinasi dengan perbankan agar keuangan nasabah dan pemerintah daerah terpenuhi pada bulan Desember nanti. BI juga meminta perbankan membuka layanan penukaran uang bagi nasabah.
Sementara itu, Wakil Ketua OJK NTT, Setia Ariyanto mengatakan, dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi dan lembaga jasa keuangan (LJK) mendorong realisasi belanja pemerintah.
Menurutnya, hal itu sebagai salah satu struktur PDRB utama di provinsi NTT. Disampaikannya, OJK berharap perbankan meningkatkan kredit maupun pembiayaan di sektor produktif yang masih menunjukan pertumbuhan postifi dan merupakan sektor prioritas.
Selain itu, perbankan juga diminta tetap ekstra hati-hati karena tren rasio kredit bermasalah menunjukan peningkatan.
Baca juga: Penjabat Sekda Sumba Barat Minta Dampingan Pemprov NTT Agar Bisa Raih WTP
"Perbankan diimbau lebih teliti dalam memberikan restrukturisasi kredit bagi debitur dan mulai membentuk pencadangan yang cukup sehingga terhindarkan dari potensi risiko negatif dikemudian hari," tegasnya.
Ariyanto juga mengatakan, pemberlakukan PPKM berdampak pada penurunan kinerja ekonomi maupun kinerja sektor keuangan.
OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit secara YoY hingga akhir tahun masih dapat bertumbuh positif sebesae 4-4,5 persen agar sektor jasa keuangan dapat berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi termaksud di NTT.
"OJK provinsi NTT akan terus memantau realisasi rencana bisnis Bank yang diawasi hingga Desember," ucapnya.
Untuk diketahui, pelaksanaan kegiatan media gathering bertajuk sinergitas BI Kpw NTT dan OJK NTT juga menghadirkan pemateri lain seperti Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTT, Hilarius F. Jahang, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Setda NTT, Leri Rupidara dan Ketua Komisi Informasi Publik (KIP) Agus Bole Baja. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/pose-bersamadalam-acara-melalui-media-gathering-ojk-dan-bi.jpg)